Senin, 01 Desember 2014

laporan praktikum Reptilia

LEMBAR PENGESAHAN
Laporan lengkap praktikum Zoologi Vertebrata Unit III dengan judul “Reptilia” yang disusun oleh :
Nama               : SUHARLI
Nim                 : E01 11 240
Kelas               : Biologi A
Kelompok       : VIII (delapan)
Telah diperiksa dan dikoreksi oleh asisten/koordinator asisten dan dinyatakan telah diterimah.
Majene,             2013
Koordinator Asisten                                                                                 Asisten

  M. Ridwan                                                                                     M. Ridwan
  Nim : E01 10 129                                                                           Nim : E01 10 129


Mengetahui,
Koordinator Mata Kuliah

SAINAB S,Pd. M,Pd
NIDN : 925048401


DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................   i
DAFTAR ISI..........................................................................................................   ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang............................................................................................   1
B.     Tujuan.........................................................................................................   3
C.     Waktu dan Tempat.....................................................................................   3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................   4
BAB III METODE PRAKTIKUM
A.    Alat dan Bahan...........................................................................................   8
B.     Cara Kerja...................................................................................................   8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil Pengamatan....................................................................................... 13
B.     Pembahasan................................................................................................ 15
BAB V PENUTUP
A.    Kesimpulan................................................................................................. 27
B.     Saran........................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 28
LAMPIRAN
A.    Laporan Sementara..................................................................................... 29
B.     Foto-foto Praktikum/Dukumentasi............................................................. 31

BAB I

PENDAHULUAN

A.          Latar Belakang
Hewan pertama yang benar-benar merupakan hewan daratan adalah reptilian. Mereka berkembang dari amphibian dalam zaman karbon. Dengan datangnya zaman permulaan, mereka lebih mampu mengatasi keadaan baru daripada amphibian. Kelebihan utama reptilia yang paling awal terhadap amphibian adalah perkembangan telur yang bercangkang dan berisi kuning telur.
Kata Reptilia berasal dari kata reptum yang berarti melata. Reptilia merupakan kelompok hewan darat pertama yang sepanjang hidupnya bernafas dengan paru-paru. Ciri umum kelas ini yang membedakannya dengan kelas yang lain adalah seluruh tubuhnya tertutup oleh kulit kering atau sisik. Kulit ini menutupi seluruh permukaan tubuhnya dan pada beberapa anggota ordo atau sub-ordo tertentu dapat mengelupas atau melakukan pergantian kulit secara total yaitu pada anggota sub-ordo Ophidia dan pengelupasan kulit sebagian pada anggota sub-ordo Lacertilia. Sedangkan pada Ordo Chelonia dan Crocodilia sisiknya hampir tidak pernah mengalami pergantian atau pengelupasan. Kulit pada reptil memiliki sedikit sekali kelenjar kulit.
Tubuh reptil umumnya tertutupi oleh sisik-sisik yang beraneka bentuk, terkecuali anggota suku Amphisbaenidae yang tak bersisik. Sisik-sisik itu berupa modifikasi lapisan kulit luar (epidermis) yang mengeras oleh zat tanduk, dan terkadang dilengkapi dengan pelat-pelat tulang di lapisan bawahnya, yang dikenal sebagai osteoderm.Beberapa bentuk sisik yang umum pada reptil adalah: sikloid (cenderung datar membundar), granular (berbingkul-bingkul), dan berlunas (memiliki gigi memanjang di tengahnya, seperti lunas perahu). Perbedaan bentuk dan komposisi sisik-sisik ini pada berbagai bagian tubuh reptil biasa digunakan untuk mengidentifikasi spesies hewan tersebut.Integument pada Reptilia umumnya juga tidak mengandung kelenjar keringat. Lapisan terluar dari integument yang menanduk tidak mengandung sel-sel saraf dan pembuluh darah. Bagian ini mati, dan lama-lama akan mengelupas. Permukaan lapisan epidermal mengalami keratinisasi. Lapisan ini akan ikut hilang apabila hewan berganti kulit. Pada Calotes (bunglon) integument mengalami modifikasi warna. Perubahan warna ini dikarenakan adanya granulea pigment dalam dermis yang terkumpul atau menyebar karena pengaruh yang bermacam-macam. Pada calotes (bunglon) perubahan ini relatif cepat, karena selalu dibawah kontrol sistem nervosum outonomicum.
Kelas reptilia suatu kelompok yang beraneka ragam dengan banyak garis keturunan yang sudah punah, saat ini diwakili oleh sekitar 7000 spesies, sebagian besar kadal, ular, penyu atau kura-kura dan buaya ini adalah pengelompokan tradisional dan didasarkan pada kemiripan semua tetrapoda tersebut. Reptilian memiliki beberapa adaptasi untuk kehidupan didarat yang umunya tidak ditemukan pada amphibian. Sisik yang mengandung protein keratin membuat kulit reptilia kedap air, sehingga membantu mencegah dehidrasi di udara kering. Dan masih banyak lagi cirri-ciri khusus dari kelas reptilia.
Mabouya multifasciata atau kadal adalah salah satu jenis reptilia yang hidup di darat. Kadal ini merupakan jenis kelompok kadal yang paling banyak di Afrika, kepulauan Indonesia, dan Australia. Jumlah spesies kadal ini melampaui jumlah familia reptil yang lainnya. Separuh atau lebih spesies terdapat di Asia Tenggara dan hanya kira-kira 50 spesies saja yang berada di belahan bumi barat.
Kadal adalah vertebrata dengan kulit kering, tertutup oleh sisik-sisik atau papan-papan epidermal. Tengkorak biasanya sedikit tertekan lateral, dengan sebuah kondil oksipital. Sabuk-sabuk badan (girdle) tumbuh baik. Tubuh kadal terbagi menjadi tiga bagian,yaitu kepala (caput), badan (truncus), dan ekor (cauda). Tubuh kadal ditutupi oleh kulit yang kering dengan sisik-sisik zat tanduk di permukaannya tanpa adanya kelenjar-kelenjar lendir.
Kadal bernafas dengan paru-paru yang strukturnya lebih kompleks dari amphibian. Ginjal kadal bertipe metanerfos. Fertilisasinya internal dan bersifat ovovivipar yang menghasilkan telur dengan banyak kuning telur. Telur itu tumbuh dan berkembang dalam oviduk (saluran telur) hewan betina. Saluran telur itu disebut uterus.
Kadal termasuk golongan reptilian yang berdarah dingin, karena tidak dapat mempertahankan tubuhnya pada saat hangat yang tetap. Berbeda dengan burung dan mamalia, reptile tidak memiliki bulu agar tetap hangat dan kelenjar keringat untuk menyejukkan suhu tubuh mereka mengukuti suhu lingkungan.
Dari sekian ribu jenis reptil, kadal termasuk jenis yang baik digunakan sebgaai bahan praktikum karena selain mudah didapat jga mudah untuk di bedah.
Mabouya multifasciata digunakan sebagai preparat praktikum untuk mewakili class reptilian. Praktikum ini menggunakan Mabouya multifasciata karena hewan ini tidak berbisa sehingga tidak berbahaya. Selain itu, hewan ini mempunyai struktur morfologi dan anatomi yang mudah diamati.
B.           Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum reptilia ini adalah untuk mengetahui morfologi dan anatomi  reptilian/kadal (Mabouya multifasciata)
C.          Waktu dan Tempat
Hari/tanggal       : Senin/19 Agustus 2013
Pukul                  : 09.00 – 13.00 WITA
Tempat               : Rektorat Unsulbar ruangan tujuh









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Reptilia merupakan sekelompok vertebrata yang menyeseuaikan diri ditempat yang kering di tanah. Penandukan  atau cornificatio kulit dan squama atau carpace untuk menjaga banyak hilangnya cairan dari tubuh pada tempat yang kering atau panas. Nama kelas ini diambil dari model cara hewan berjalan (Latin : reptum =  melata atau merayap) dan studi tentang reptilian di sebut Herpetology (jelata atau merayap) dan studi tentang reptilian di sebut Herpetology (Yunani :creptes = reptil). (Jasin, 2002).
Kadal (Mobouya multifasciata) masuk dalam ordo Lacertilia (sauria) yang mempunyai cirri-ciri antara lain kuku panjang, tapi kurang dari 30 cm, kaki 4 buah yang kadang- kadang tereduksi atau hilang sama sekali. Mandibula menyatu di bagian anterior, tulang kuadrat berkontrak dengan pterigoid, sehingga terbukanya mulut terbatas (tidak seperti ular). Kelopak mata biasanya dapat digerakan. Kadal (Mabouya multifasciata) memiliki lidah yang ujungnya bercabang dan mengeluarkan kelenjar lidah,  bagian yang paling spektakuler dari system pencernaan reptile adalah lidah yang ujungnya bercabang (Brotowidjoyo, 1993).
Kadal merupakan hewan berkaki empat, kebanyakan hidup di atas tanah berumput, bebatuan, pepohonan, ada juga yang hidup di gurun pasir. Umumnya kulit mengkilap dan berwarna kehijauan sampai coklat. Kulit pada reptilia tidak berfungsi untuk pertukaran gas sehingga tidak ada percampuran darah dalam dan darah berasal dari luar. Fertilisasi reptil terjadi secara internal dan sebagian besar dari reptil bersifat ovovivipar dan telur berkembang di luar tubuh (Manter, 1959).
Tubuh kadal memanjang, tertekan lateral, berkaki empat, kuat dan dapat digunakan untuk memanjat. Mandibula bersatu di bagian anterior dan tulang pterigoid, berkontak dengan tulang kuadrat. Kelopak mata dapat digerakkan. Sabuk pectoral dapat berkembang baik dan mulut lengkap. Ekornya digunakan untuk keseimbangan gerak ketika berlari (Ville, 1998).
Subordo lacertilia pada bagian rahang bawah bersatu sehingga kadal kurang dapat membuka mulutnya. Hewan ini mempunyai dua pasang anggota badan yang bersifat pentadactil. Membran thympani tidak cembung dan celah auris external jelas terlihat. Palpebra superior dan inferior dapat digerakkan, juga membran nictitansnya (Radiopoetro, 1977).
Mabouya multifasciata mempunyai kemampuan bergenerasi pada bagian ujung ekor yang lepas. Hal ini terjadi jika ekor kadal dipegang, maka vertebrata ini akan melepaskan ekornya untuk melarikan diri (Storer, 1957).
Kelas reptilia dibagi dalam sub klas berdasarkan atas anatomi tengkoraknya. Berdasarkan ada tidaknya fosa temporalis dan posisinya di kenal 5 tipe tengkorak yaitu anapsip yaitu tipe tengkorak anapsid (Ordo chelonian), Euripsida tipe tengkorak euripsid, lhthyopterigea tipe tengkoraknya parapsid (semua punah), acrosaura tipe tengkorak diapsid (Ordo crocodila), sinapsida tipe tengkorak diapsid, lepidosauria tipe tengkorak diapsid (Ordo squamata) dan (Rhyncochepalia). (Kimball, 1999).
Reptilia memiliki ciri khusus, yaitu tubuhnya dibungkus oleh kulit yang menanduk (tidak licin) biasanya dengan sisik atau bercarapace; beberapa ada yang memiliki kelenjar permukaan kulit. Mempunyai dua pasang anggota, yang masing-masing 5 jari dengan kuku-kuku yang cocok untuk lari, mencengkram dan naik pohon. Pada yang masih hidup di air kakinya mempunyai bentuk dayung, dan pada ular bahkan tidak memilikinya. Skeletonnya mengalami penulangan secara sempurna; tempurung kepala mempunyai satu condylus occipitalis. Jantung tidak sempurna, terdiri atas 4 ruangan, dua auricular dan sebuah ventericulus (pada crocodalia menjadi dua tapi masih berlubang yang disebut foramen panizzae). Terdapat oval biconvex dan dengan nukleus. Pernapasannya selalu dengan paru-paru; pada penyu bernapas juga dengan kloaka, memiliki 12 nevri cranialis, fertilisasi terjadi di dalam tubuh, biasanya mempunyai alat kopulasi ; telur besar dengan banyak yolk, berselaput kulit lunak atau becangkok tipis. Telur biasanya diletakkan di suatu tempat dibiarkan menetas sendiri, tapi pada beberapa hewan misalnya kadal dan ular dierami oleh sang betina (Jasin, 2002).
Secara eksternal, dalam hubungannya dengan skeleton, penyu berspesialisasi tinggi, namun secara internal berpola sederhana seperti nenek moyang mamalia. Tubuh terlindungi di antara karapaks dan plastron. Plastron itu terbagi-bagi transversal sehingga memudahkan bergerak, sedang karapaks kurang memungkinkan  pergerakan. Panjang tubuh kurang lebih 1 m, dengan berat kurang lebih 200 kg, kepala dengan leher, ekor dan kaki semuanya menonjolke luar di antara karapaks dan plastron. Dua lubang hidung di dekat ujung anterior kepala. Mata lateral, dengan kelopak mata atas dan bawah, mempunyai membrane niktitans. Tidak ada telinga luar. Membran timpani tertutup dengan selapis kulit. Pinggiran mulut terbentuk dari rahang berzat-bertanduk, tidak ada gigi. Kaki dengan 5 jari, yang dilengkapi dengan cakar. Lubang kloaka ventral pada dasar ekor (Mukayat, 1989).
Tiga ordo reptilia hidup yang terbesar dan paling beraneka ragam adalah Chelonia (kura-kura), Squama (kadal dan ular), dan Crocodila (buaya dan alligator). Kura-kura berkembang selama zaman mezoikum dan hanya sedikit berbah sejak saat itu. Cangkangnya yang umumnya  keras suatu adaptasi yang melindungi dirinya dari predator. Kadal adalah reptilian yang paling banyak jumlahnya dan beraneka ragam yang hidu saat ini. Sebagian besar di antaranya berukuran relatf kecil. Mungkin mereka mampu bertahan hidup melewati bencana. Ular sebenarnya adalah keturunan kadal yang memakai gaya hidup bersarang dalam lubang. Saat ini, sebagian besar hidup di atas permukaan tanah. Buaya dan alligator merupakan sebagian dari reptilia hidup yang paling besar. Mereka menghabiskan sebagian hidupnya dalam air, dan menghirup udara melalui lubang hidungnya yang membuka ke atas (Campbell, 1999).
Menurut Sukiya (2005), menyatakan bahwa Kadal (Mabouya multifasciata) hidup di daerah tanah basah atau lembab. Tubuh kadal terbagi menjadi tiga bagian yaitu kepala (caput) yang terdiri dari mata, lubang hidung dan telingga. Badan (truncus) yang terdiri dari telingga hingga kloaka dan yang terakhir yaitu bagian ekor (cauda) yang memiliki bentuk bulat meruncing ke ujung. Kadal mempunyai sepasang anggota depan (extrimitas anterior) dan sepasang anggota belakang (extrimitas posterior). Masing-masing terdiri atas lima jari dan kuku-kuku yang cocok untuk berlari, mencengkeram, dan naik ke pohon.
Reptilia mempunyai kepala, hidung, badan, ekor, dan 4 kaki. Tiap kaki terdapat 5 jari cakar dan memiliki indera penglihatan dan pendengaran yang baik. Telinga terdiri dari membran timpani dan pada telinga tengah terdapat tulang kolumela. Reptil mempunyai 3 kelopak mata yang dapat bergerak dan lidah yang tak bercabang. Badan terdiri atas caput, cervix, truncus, dan cauda. Caput berbentuk agak pyramidal, meruncing kearah dorsal dan memipih dalam arah dorsoventral. Caput terdapat rima oris yang dibatasi oleh labium superius dan inferius. Organum visus dilindungi oleh palpebra superior dan inferior yang keduanya dapat digerakkan. Cervix (collum), truncus, dan convex lebih panjang, pada bagian dorsal berwarna cokelat kekuningan dan bagian ventral putih (Sukiya, 2005).
Habitat dari kelas Reptilia ini bermacam-macam. Ada yang merupakan hewan akuatik seperti penyu dan beberapa jenis ular, semi akuatik yaitu ordo Crocodilia dan beberapa anggota Ordo Chelonia, beberapa sub-ordo Ophidia, terrestrial yaitu pada kebanyakan sub-kelas Lacertilia dan Ophidia, beberapa anggota ordo Testudinata, sub-terran pada sebagian kecil anggota sub-kelas Ophidia, dan arboreal pada sebagian kecil sub-ordo Ophidia dan Lacertilia (Zug, 1993).









BAB III
METODE PRAKTIKUM

A.    Bahan
1.      Kadal (Mabouya multifasciata)
2.      Ether/chloroform atau alcohol
3.      kapas
B.     Alat-Alat Yang Dipergunakan
1.      Papan seksi (Gabus)
2.      Alat seksi satu set (Gunting, Katter, dan Silet)
3.      Jarum pentul
4.      Loupe
5.      Pinset
6.      Botol selai kacang/toples
C.    Cara Kerja
1.      Pengamatan Bentuk Luar
1.1.      Membius hewan dengan alcohol, sebagai berikut:
1.1.1.      Menggulung kapas sebesar ibu jari dan celupkan ke dalam alcohol sampai basah separuhnya.
1.1.2.      Memasukkan kapas itu kedalam toples.
1.1.3.      Memasukkan hewan percobaan ke dalam botol tersebut diatas, kemudian tutup dengan telapak tangan atau cawan petri
1.1.4.      Menimbang hewan tersebut
1.2.      Hewan telah mati, diletakkan di atas papan seksi pada perutnya dan amati bagian-bagian tubuhnya:
Tubuh kadal dapat dibagi atas bagian-bagian:
1.2.1.   Bagian kepala: disini terdapat:
·         Lubang hidung
·         Membrane tympanium
·         Celah mulut
·         Mata yang berkelopak
1.2.2.   Leher, sangat pendek dibanding dengan tubuhnya yang pannjang yang ditutupi oleh sisik.
1.2.3.   Bagian badan ditutupi sisik. Mengamati sisiknya dengan loupe atau dengan mikroskop pembesaran lemah.
Pada bagian badan terdapat dua pasang kaki:
a.    Kaki depan, terdiri atas bagian-bagian:
·      Lengan atas
·      Lengan bawah
·      Telapak
·      Jari-jari
b.   Kaki belakang, terdiri atas bagian-bagian:
·      Paha
·      Betis/tungkai
·      Telapak yang menyatu (pes)
·      Jari-jari (berapa).
1.2.4.   Ekor, benutknya bulat memanjang, makin ke ujung makin kecil. Pada pangkal pertemuan dengan badan terdapat:
·      Kloaka, berupa celah melintang
·      Pada jantan, kiri dan kanan kloaka terdapat lubang tempat keluarnya hemipes (alat kelamin luar).
1.3.      Mencabut sisik dengan pinset. Mengamati tempat perlekatan dan susunannya.
1.4.      Dengan bantuan mikroskop, membandingkan sisik didaerah perut (bentuk dan waarnanya).
1.5.      Memeriksa kulitnya, basah atau kering (mengapa demikian?).
2.      Pembedahan Untuk Melihat Alat-Alat Dalam Tubuh
2.1.Meletakkan hewan pada punggungnya.
2.2.Memfiksasi kaki-kakinya dengan jarum pentul agar tidak goyang atau tidak bergerak jika dibedah.
2.3.Menggunting kulitnya mulai pada kloaka kearah kepala sampai rahang bawah.
2.4.Menyisihkan kulit ini kesamping dan tahan dengan jarum.
2.5.Tulang-tulang dilepaskan dari tulang dada.
2.6.Jika dindinng perut sudah tersingkap lebar, maka akan kelihatan alat dalam sebagai berikut:
2.6.1.      Jantung berada dalam pericardium (mungkin masih berdenyut)
2.6.2.      Paru-paru di samping punggung jantung.
2.6.3.      Batang tenggorok (trachea) yang dibentuk oleh cincin tulang rawan.
2.6.4.      Lambung, disebelah kiri hati.
2.6.5.      Hati, warna coklat yang terdiri dari dua lobus.
2.6.6.      Pangkreas terletek disela usus dua belas jari
2.6.7.      Usus dua belas jari (duodenum)
2.6.8.      Usus halus, penampangnya lebih kecil dari usus besar.
2.6.9.      Usus besar, penampangnya lebih besar, jelas adanya kotoran, sisa-sisa makanan di dalamnya.
2.6.10.  Poros (rectum) ujung besar yang bermuara pada kloaka.
2.7.      Jika alat-alat tubuh tersebut telah ditemukan, melanjutkan dengan pengamatan sistem demi sistem.
3.      Sistem Perdaran Darah
3.1.   Mengamati jantung dalam pericardium (mungkin masih berdenyut).
Merobek sedikit pericardium dengan gunting, sehingga jantung kelihatan lebih jelas.
3.2.   Dengan spatula/ujung pinset, mengangkat sedikit ujung/puncak jantung dan mengamati bagian-bagian berikut:
3.2.1.   Bilik (kiri dan kanan), berdinding otot tebal sehingga warnanyamerah muda.
3.2.2.   Serambi kiri dan serambi kanan, warna merah tua
3.2.3.   Batang aorta yang keluar dari bilik menuju kea rah kepala kemudian membelok ke kiri dan ke kanan melengkungi jantung.
4.      Sistem Pernafasan
Bagian utama dari alat pernafasannya sebagai berikut:
4.1.      Celah tenggorok: dalam rongga mulut, di belakang pangkal lidah,  menuju ke pangkal paru-paru.
4.2.      Pangkal tenggorok (larynk), dibentuk oleh tulang rawan agak membesar
4.3.      Batang tenggorok (trachea), dibentuk oleh cincin tulang rawan
4.4.      Percabangan trachea, kekiri dan kekanan.
4.5.      Paru-paru, kiri dan kanan, bagian-bagian dalamnya tersusun seperti sarang tawon.
Mengambil sebatang pipa lemon, masukkan ujung pada celah tenggorokan dan tiupkan udara ke dalamnya, maka paru-paru akan mengembang.
5.      Sistem Pencernaan
Setelah mengamati alat-alat pencernaan dan jantung, melepaskan alat-alat itu dengan gunting.
5.1.      Dengan pinset mengangkat sedikit dengan hati-hati kerongkongan yang terletak disebelah belakang rongga mulut.
5.2.      Mengikuti terus saluran ini sampai pada bagian-bagian yang melebar agak memanjang, disebut lambung.
5.3.      Saluran selanjutnya berturut-turut:
5.3.1.      Usus dua belas jari
5.3.2.      Usus halus, panjang.
5.3.3.      Usus besar, pendek.
5.3.4.      Poros, bermuara pada kloaka
5.4.      Kelenjar-kelenjar pencernaan
5.4.1.      Hati dengan kantog empedu, letaknya di sebelah kanan lambung.
5.4.2.      Pangkreas warna kekuning-kuningan menempel pada usus dua belas jari
6.      Sistem Urogenitalia
6.1.   Menyisihkan alat-alat pencernan ke samping kanan tubuh.
6.2.   Pada dinding belakang rongga perut akan kelihatan alat-alat:
6.2.1.      Ginjal, berwarna merah agak memanjang melekat pada dinding belakang di bagian pinggang.
6.2.2.      Ureter, saluran dari ginjal. Jika preparat betina, ureter langsung bermuara pada kloaka. Pada preparat jantan, ureter bersatu dulu dengan saluran sperma dari testis kemudian bermuara pada kloaka.
6.2.3.      Kantong kemih dekat kloaka, berdinding tipis/bening.
6.2.4.      Ovarium pada preparat betina terdapat di bagian punggung rongga perut, ada sepasang, berwarna kuning (indung telur).
6.2.5.      Saluran telur (oviduct), terdapat di sisi kanan dan kiri, bermuara pada kloaka, sedangkan ujungnya yang lain berbentuk corong, berada di bagian belakang lambung.
6.2.6.      Testis pada preparat jantan melekat di bagian belakang dinding perut, kiri dan kanan.
6.2.7.      Jika semua alat-alat tersebut ditemukan membuat gamabrnay secara skematis (sesuai jenis kelamin preparat).
7.      Pengamatan Khusus Rongga Mulut
Celah mulut yang cukup besar memudahkan membukanya. Membuka selebar-lebarnya dan mencari serta mengamati alat/bagian berikut:
a.       Lidah yang bercabang
b.      Langit-langit yang bercelah
c.       Gigi geligi yang hanya terdapat pada rahang. Kemana tembusan lubang hidung luar?.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.          Hasil Penelitian
1.      Morfologi Kadal
























2.            Anatomi Kadal




























B.           Pembahasan
Berdasarka pengamatan yang dilakukan pada praktikum pada kadal (Mabouya multifasciata) dapat dilihat dengan jelas morfologi dan anatominya yaitu, sebagai berikut:
Klasifikasi
Phylum   : Chordata
Classis    : Reptilia
Ordo       : Squamata
Familia   : Sanadae
Genus     : Maboya
Spesies   : Maboya multifasciata

MORFOLOGI (kadal)
1.      Caput (kepala), berbentuk paramid, moncong tumpul, dan di tutupi squama (sisik), terdiri dari:
a.       Nares externa (lubang hidung luar), jumlahnya sepasang dan berada di ujung anterior caput.
b.      Rima oris (celah mulut), cukup lebar dan terdiri atas maxilla (rahang atas) dan mandibula (rahang bawah).
c.       Organon visus (mata), jumlahnya sepasang dan berukuran kecil, terletak dibagian lateral caput, memiliki palpebra superior (kelopak mata atas), palpebra inferior (kelopak mata bawah), dan membran nictitans (kelopak mata ketiga).
d.      Tympanium/porus acusticus externa (lubang telinga luar), jumlahnya sepasang, terletak dibagian lateral caput dibelakang mata.
e.       Labium superior dan inverior
2.      Cerviks (leher), berukuran pendek dan ditutupi squama. Bagian leher panjang dan berlanjut dengan badan, bagian leher ini hanya ditandai oleh adanya lekukan saja. Pada  bagian badan terdapat dua pasang alat gerak yaitu bagian anterior dan bagaian posterior. Pada bagian ventral terdapat lubang kloaka yang berbentuk celah melintang. Pada jenis kadal yang ditemukan di India (Uromastix), terdapat beberapa lubang preanofemoral yang terdapat pada bagian pangkal alat gerak bagian belakang. Bagian ekor berbentuk silindris, pada kadal panjangnya kurang lebih 2,5 kali panjang badan ditambah kepala.
3.      Truncus (badan), berukuran panjang dan ditutupi squama, terdiri atas bagian dorsal (punggung), thorax (dada), dan abdomen (perut).
4.      Extremitas (alat gerak), jumlahnya 2 pasang dan ditutupi squama, terdiri dari:
a.       Extremitas anterior (kaki depan), terdiri atas humerus/branchium (lengan atas), antibranchium (lengan bawah), manus (telapak tangan), dan phalangus (jari-jari) berjumlah 5 jari.
b.      Extremitas posterior (kaki belakang), terdiri atas femur (paha), crus (betis), pes (telapak kaki), dan phalanges (jari-jari) berjumlah 5 jari.
5.      Caudal (ekor), bentuknya bulat memanjang, makin ke ujung makin kecil, dan pada pangkal pertemuan dengan truncus terdapat kloaka. Vertebrae ekor tidak menulang secara sempurna, ekor mudah putus, tetapi cacat mengalami regenerasi. Columna vertebrae terbagi menjadi servikal, torax, lumbar, sakral, dan kaudal. Ada tulang rusuk yang bebas. Tulang-tulang sebagian terdiri atas kartilago. Kolumna vertebralis dengan otot-otot segmental yang nampak jelas.

ANATOMI
1)            Tenggorokan : tenggoroka yang panjang dan terbentuk dari cincin tulang rawan fungsinya sebagai saluran dalam proses respirasi.
2)            Kerongkongan adalah salah satu organ pencernaan makanan yang terletak diseblah dorsal dari tenggorokan,dinding kerongkongan sebagian besar strukturnya terdiri dari otot polos.
3)            Jantung kadal memanjang berwarnah merah tua,berada dalam pericardium yang didepannya terdapat batang trachea.Jantung terdiri dari tiga lobi,yakni dua antrium dan satu ventrikel.
4)            Paru-paru kadal sudah berkembang dengan baik dan ukurannya cukup besar berada disamping punggung jantung.
5)            Lambung masih sederhana beradah disebelah kiri hati.
6)            Hati berwarna coklat yang terdiri atas dua lobus.
7)            Pangkreas terletak di bagian duadonum.Pancreas pada umumnya terdiri dari dua bagian yaitu eksokrin dan endokrin.Intestinium (usus) adalah salah satu organ system pencernaan yang bentuknya mirip seperti selang atau saluran,mulai dari bagian pylorus sampai pada bagian kloaka atau anus.
1.            Sistem Peredaran Darah
Terdiri dari 2 atria, yaitu atrium dextrum dan sinistrum, 2 ventriculus yaitu ventriculus dexter serta ventriculus sinister, dan sinus venosus. Atrium dextrum dipisah dengan atrium sinistrum oleh septum atriarum. Antara atrium dan ventriculus ada sekat yang disebut apertura atriovenricularis dengan katup valvula atrioventricularis. Ventriculus dexter dipisah dari ventriculus sinister oleh septum ventriculorum ialah tidak sempurna sehingga darah di ventriculus dexter dan sinister untuk sebagian masih tercampur.
Dari ventriculus dexter keluar areus aortae sinister yang membelok ke kiri, dan arteria pulmanalis yang bercabang dua masing-masing ke pulmo. Dari ventruculus sinister keluar arcus aortae dexter yang membelok ke kanan dan mempercabangkan sebuah arteria yang berjalan ke arah cranial yaitu arteria carotis communis. Arteria carotis communis ini akan bercabang dua menjadi arteria carotis communis dexter dan sinister yang masing-masing baik dexter maupun sinister akan bercabang lagi menjadi arteria carotis externa dan interna.Arteria carotis communis interna kiri akan membuat suatu hubungan dengan arcus aortae sinister. Arcus aortae dexter dan sinister, masing-masing berjalan ke caudal dan keduanya bertemu di medial untuk menjadi satu pembuluh yang besar disebut aorta dorsalis. Sebelum kedua arcus aortae ini bertemu, arcus aortae dexter terlebih dulu mempercabangkan arteria esophagus yang menuju ke esophagus, kemudian juga mempercabangkan arteria subelavia dexta dan sinistra yang menuju ke extremitas anterior.
Sinus venosus menerima darah dari vanae besar, ialah vena cova superior dexta dan sinistra, dan vena cava inferior yang datang dari bagian caudal tubuh setelah menerima vena hepatica terlebih dulu. Dari sinus venosus darah kemudian menuju ke atrium dextrum. Yang masuk ke atrium sinistrum ialah vanae pulmonalis yang berisi darah arterial dari pulmo.
2.            Sistem Pernapasan
Umumnya reptilia mempunyai trachea yang panjang dimana dindingnya dilengkapi oleh sejumlah cincin cartilago. Larinx terletak di ujung anterior trachea. Dinding larinx ini dilengkapi oleh cartilago cricoida dan cartilago anytenoidea. Kearah posterior trachea membentuk percabangan (bifurcatio) menjadi bronchus kanan dan bronchus kiri, yang masing-masing menuju ke pulmo kanan dan pulmo kiri. Bentuk Pulmo lacertilia dan ophidia reptilia relatif sederhana. Pada beberapa reptilia, bagian internal pulmo terbagi tidak sempurna dan menjadi 2 bagian, yaitu bagian anterior berdinding saccuter sedang bagian posterior berdinding licin, tidak vasculer dan berfungsi terutama untuk reservoir. Pada ular umumnya pulmo mempunyai lekukan-lekukan yang asymetris, dan pulmo kanan selalu sangat pamang.
3.            Sistem Pencernaan
Pada sistem pencernaan dibedakan antara tractus digestivus dan glandula digestoria.
a.            Tractus Digestivum
Tractus digestivum terdiri dari: cavum oris, pharynx, esophagus, vetriculus, intestinum tenve, cecum, intestinum crassum dan cloaca. Didalam cavum oris terdapat dentes yang berbentuk canus. Dentes ini berbentuk pleurodont, artinya menempel pada sisi samping gingiva, sedikit melengkung ke arah medial cavum oris. Pada mabouya tidak kita jumpai dentes palatini. Selain itu dalam cavum oris terdapat lingua yang berpangkal pada Os hyldeum di sebelah caudal cavum oris, ujungnya bersifat befida. Ventriculus pada mabouya ini berdinding musular yang tebal dari bentuk cylindris. Intestinum crassum berfungsi sebagai rectum. Cecum merupakan batas antara instestinum tenve dan intestinum crassum.
b.             Glandula digestoria
Glandula digestoria terdiri dari hepar dan pancreas, empedu yang dihasilkan oleh hepar ditampung kantong yang disebut vesica fellea. Hepar terdiri atas 2 lobi, yaitu sinister dan dexter dan berwarna coklat kemerahan. Vesica fellea terletak pada tepi coudal lobus dexter hepatis. Pancreas terletak dalam suatu lengkung antara ventriculus dan duodenum. Ductus cysticus dari vesica fellea menuju jaringan pancreas bergabung dengan ductulli pancreatici, kemudian keluar menjadi satu ductus yang besar disebut hepato-pancreaticus atau ductus choledochus yang bermuara pada duodenum. Ventriculus terikat pada dinding tubuh dengan perantaraan suatu alat penggantung yang disebut mesogastrium. Kemudian alat penggantung instestinum tenue disebut mesenterium, alat penggantung intestinum crassum (rectum) disebut mesorectum. Antara permukaan dorsal hepar dan ventriculus terdapat suatu lipatan tipis yaitu omentum gastrohepaticum. Omentum ini memanjang ke caudal disebut omentum duodeno-hepaticum yang menghabungkan hepar dengan duodenum.
c.             Sistem uregetalia
Sistem uregetalia terdiri atas systema uropectica dan systema genetalis.Systema uropetica berupa ren berwarna kecoklat-coklatan (sepasang), terletak didaerah sacrum dan merupakan benda yang retroperitoneal dan terdiri atas lobus anterior dan lobus posterior,Dari masing-masing ren terdapat ureter yakni ureter sinestra dan dextra.Pada hewan jantan sebelum bermuara di cloaca ureter itu bersatu dahulu dengan vasa deferensia,sedang pada hewan betina langsung ke cloaca.Vesica urinaria. Yang merupakan kantung tipis yang terdapat di dekat cloaka dan bermuara disebelah ventralnya,berfungsi sebagai penampung urine sementara.
Sistem genetalis dapat kita bedakan sytemtema genitalis feminus dan systema genitalis musculinus.

1.            Sistem genitalis feminus
Sistem genetalis feminus terdiri atas sepasang ovarium yang berbentuk ovoid,pada datarannya terdapat benjolan retroperitoneal.Oviduct yang merupakan saluran berdinding tipis,mulai cranial sebagai corong ostium abdominalis.Oviduct memiliki kelenjar dindingnya yang member kulit keras pada ovum yang sudah dibuahi.Oviduct yang bermuara di cloaca yang dinding dorsal agak kemuka dari pada muara ureter.
2.            Sistem genitalis musculinus
Sistem genitalis musculinus terdiri atas sepasang testis. yang berbentuk oval kecil berwarna keputih-putihan. Di dekatnya terdapat saluran epididymus, kemudian dilanjutkan saluran vasa deferensia. Pada bagian caudanya bersatu dahalu dengan ureter baru masuk cloaca. Di samping itu semua terdapat alat pulatio yang disebut hemi penis,yang terjadi atas dua organon yang terjadi karena tonjolan dinding cloaca. Pada waktu istirahat melipat masuk depan dinding otot di seblahnya.Pada waktu capulatio hemi penis ditonjolkan keluar sedangkan otot daging ke sebelah dalam. Semua bagian alat-alat genetalis itu digantung oleh penggantung yang masing-masing ialah : mesovarium untuk ovarium,ligamentum untuk oviduct,mesorchium untuk testis.
FISIOLOGI
1.            Sistem Skeleton
Sistem rangka pada kadal dapat di bedakan menjadi dua bagian yaitu endoskeleton dan ensoskeleton.
a.                Eksoskeleton berasal dari epidermis, berupa sisik menanduk yang menyelubungi permukaan tubuhnya, posisi seperti sususnan genting, bentuk sisik berbeda antara bagiankepala, badan dan ekor.
b.               Endoskeleton terdiri dari sekeleton aksial dan apendikular. Sekeleton aksial terdiritengkorak, kolumna, perebralis, sternum dan rusuk.Kolumna vertebrae terbagi menjadi servikal, toraks, lumbar, sacral, dan kaudal. Tulang-tulangsebagian terdiri atas kartilago. Kolumna vertebralis dengan otot-otot segmental yang tampak  jelas.
2.            Sistem Otot
Kadal memiliki sistem otot daging yang lebih kompleks bila di bandingkan dengan amfibia,karena otot daging harus mendukung tubuh di daratan yang bersifat lebih berat dari pada didalam air, selain itu juga untuk gerakan-gerakan yang sifatnya harus cepat. Otot aksial (otot badan) kadal mulai menunjukkan beberapa speasialisasi seperti yang dikelompokkan padamamal. Otot kadal terutama untuk gerakan lateral tubuh dan menggerakkan ruas-ruas tulang belakang. Dermal atau otot kulit berkembang baik pada kadal. Jaringan tungkai pada kadalmenunjukkan variasi bergantung pada tipe gerakannya.
3.            Sistem Pencernaan
Kadal umumnya mempunyai kelenjar pencernaan di mulut yang lebih baik. Hal ini dihubungkan dengan keperluan untuk pelumasan makanan yang kering agar mengurangi gesekan saat di telan. Kelenjar-kelenjar ini antara lain di daerah fasial, lingual dan sub lingual. Kelenjar racun pada reptil berasal dari beberapa kelenjar mulut tersebut. Kelenjar racun pada kadal beracun merupakan modifikasi dari kelenjar sub lingual lidah dapat dijulurkan dengan mudah (bebas). Gigi-gigi melekat pada rahang. Dari mulut dilanjutkan ke faring, esofagus dan lambung. Lambung dengan bagian fundus dan pilorus. Dari lambung kemudian ke intestinum., rektum, dan kloaka. Hati dan pankreas berpembuluh ke intestinum. Kloaka untuk mengeluarkan sisa-sisa pencernaan, ekskret dan untuk reproduksi mulut yang dapat terbuka lebar memiliki dentes (gig-gig) yang berfungsi untuk keperluan ofensif dan mempertahankan serta mengunyah. Barisan gigi itu dapat dibedakan atas dua deretan, deretan gigi yang conisch (bentuk kerucut) menempel pada rahang dan gigi ini sebagai gigi pleurodont, bengkok ke arah cavum oris. Pada palatum (tulang langit-langit) terdapat deretan gigi halus yang disebut dentes palatini. Lingua yang tipih bersifat bipida (bercabang dua) terletak di dasar cavum oris. Dibelakang varing terdapat esovagus yang merupakan saluran silindris menuju ventriculus yang terdiri atas bagian vundus yang agak bulat dan bagian kecil di sebut viloris bagian ini bersambung dengan intestinum tenue (usus halus) terus di lanjutkan oleh intestinum crasum (usus besar) yang sering di sebut rektum. Diantara kedua intestinum itu terdapat caecum yang sangat pendek akhirnya rektum bermuara pada kloaka. Gladulae digestiva berupa hepar yang terdiri atas lobus dexter dan sinister berwarna coklat. Pada bagian caudal lobus dexter hepatis terdapat vesica fellea. Glandulae pancreatisa terlatak antara ventriculum dan bagian craneal intestinum tenue. Kloaka merupakan muara umum untuk tractus digestiva, excretoria dan reproductive
4.            Sistem Respirasi
Paru-paru Kadal berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang rusuk. Paru-paru kadal  lebih sederhana, hanya dengan beberapa lipatan dinding yang berfungsi memperbesar permukaan pertukaran gas. Pada kadal kebun pertukaran gas tidak efektif. Udara masuk melalui nares externa terus menembus plat yang keras menuju ke nares interna (di belakang lubang) dan kemudian melalui glottis sebagai celah lingua menuju ke larynx. Larynx tersusun atas tulang rawan tiga buah dan berisi beberapa pasang pita sura (bagi yang bersuara). Selanjutnya berhubungan dengan trachea yang tersusun atas gelang-gaelang tulang rawan. Trachea bercabang menjadi dua bronchi, yang selanjutnya masing-masing menuju ke paru-paru. Paru-paru terbagi atas bagian-bagian interior yang lebih komplek daripada amfibia yang mengandung kapilar pulmonalis paru-paru kadal dilingkapi oleh tulang iga dan paru-paru di potong longitudinal sehingga deretan faveolus tampak.
5.            Sistem Sirkulasi
System sirkulasi pada kadal kebun lebih sempurna daripada Amfibi oleh sebab adanya paru-paru fungsional dan ginjal metanefros. Atrium jantung terbagi sempurna menjadi ruangan kanan dan kiri, sinus venosus, menyatu dengan dinding dari atrium kanan, ventrikel terpisah oleh septum (sekat).Jantung terletak di bagian anterior ventral dari rongga thorax. Terdiri atas sinus venosus yang kecil, dua buah auricula dan dua ventricula. Antara dua ventricular terdapat septum yang umumnya tidak sempurna, karena masih ada voramen pannizae.
Darah dari vena masuk ke dalam jantung sinus venosus, auriculum dextra, ventriculum dextra, arteri, pulmonalis dari paru-paru darah kembali masuk auriculum sinestra, dan terus ke ventriculum sinistra. Dari sini akan melalui sepasang archus aorticus yang selanjutnya kea rah dorsal mengelilingi oesphagus, dari dasar archus aoricum dexter muncul dua arteri carotis (arteri carotis comunis dextra sinistra) yang menuju ke leher dan kepala, dan arteri subelavia menuju ke masing-masing extremitas anterior.Dua arcusn aorticus menghubungkan disi menjadi satu di sebelah dorsal menjadi aorta dorsalis, yang akan memberikan darah kepada alat-alat dalam rongga tubuh, ke extremitas posterior dan ekor. Darah vena dikumpulkan oleh vena kava anterior yang menampung darah dari kepala dan kedua extremitas anterior, oleh sebab vena kava posterior yang menampung darah dari organ reproductivum dan ren, oleh vena porta hepatica menampung darah dalam tractuas digestive yang memecah menjadi kapiler-kapiler di dalam hepar dan dikumpulkan oleh vena hepatica yang pendek dan vena epigastris pada masing-masing sisi dala rongga abdominalis menampung darah dari extremitas posteriosr, ekor dan tubuh. Dari kedua vena cava itu akan masuk ke dalam sinus venosus.
6.            Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi pada reptil (kadal kebun) pada umumnya berupa ginjal, paru-paru,kulit dan kloaka. Kloaka merupakan satu-satunya lubang untuk mengeluarkan zat-zat hasil metabolisme. Reptil (kadal kebun) yang hidup di darat sisa hasil metabolismenya berupa asam urat yang dikeluarkan dalam bentuk bahan setengah padat berwarna putih. Sedangkan jika pada hasil metabolismenya bercampur berwarna gelap (hitam, coklat, dsb), umumnya itu merupakan hasil metabolisme yang tidak sempurna dari apa yang telah dimakan oleh hewan ini.
Ginjal kadal, sama sepeti halnya pada burung dan mamalia, di kenal sebagai metanefros, sedangkan ginjal pada saat embrio adalah pronefros dan metanefros. metanefros pada dasarnya serupa dengan mesonefros tetapi lebih ringkas dan memuat jumlah lebih banyak unit-unit renal,ada saluran menuju tubulus dan akhirnya menyatu disebut ureter.perkembangan tipe ginjal adalah untuk efisiensi ekskretori akibat meningkatnya aktivitas).Ginjal berwarna kecoklat-coklatan dan terdiri atas sepasang, terletak di daerah sacrum dan merupakan benda yang retroperitronial dan terdiri atas lobus anteriordan lobus posterior. Dari masing-masing ren terdapat ureter yakni ureter sinesta dan dextra. Pada hewan jantan sebelum bermuara di kloaka ureter itu bersatu dahulu dengan vase deverensia, sedang pada hewan betina langsung ke kloaka. Vasica urinaria yang merupakan kantung tipis yang terletak di dekat kloaka dan bermuara sebelum ventralnya, berfungsi sebagai kumpulan urine sementara .Ada kandung kemih, tetapi kotoran/ekskret bersifat semisolid (setengah keras) seperti pada burung, dan di keluarkan langsung melalui kloaka bersama tinja. Ekskret itu mengandung urat, bagian dari air kencing, yaitu bahan berwarna putih, biasanya sebagai garam Na dan mengandung zat kapur.
7.            Sistem Saraf
Enchephalon terdiri atas: dua lobus olfactorius yang panjang yang berhubungan dengan haemisphaericum cerebri yang terletak di muka. Mesencephalon yang tertutup oleh haemisphaerium cerebri terbagi oleh sulcus medianus menjadi dua corpora bigemina. Cerebellum (myencephalon) berbentuk kecil terletak di belakang mesencephalon. Di sebelah bawah cerebellum terdapat medulla oblongata yang lebar di sebelah anterior yang mempunyai cekung fossa rhomboidea yang sebagian ditutupi cerebellum. Di sebelah dorsal dari mesencephalon suatu bulatan kecil epihyse, sedang sebelah ventral terdapat hypophyse. Selanjutnya medulla oblongata (metencephalon) dilanjutkan oleh medulla spinalis. Pada otak terdapat 12 nervi cerebrales.
Otak tengah pada reptil(kadal kebun) telah mengalami perubahan pada cerebrum yang diakibatkan perkembangan ukuran dari belahan-belahan otak karena adanya invasi pallium oleh beberapa sel saraf sehinga menjadi bentuk neopallium. Cerebellum reptil(kdal kebun) relatif lebih besar dari pada milik amfibi. Sekali lagi kemampuan ini dihubungkan dengan macam gerakan dari kebanyakan reptil.(kadal kebun) memiliki 12 saraf cranial.
8.            Sistem reproduksi
a.             Sistem Genitalia Jantan
a)      Testis berbentuk oval, relatif kecil, berwarna keputih-putihan, berjumlah sepasang, dan terletak di dorsal rongga abdomen. Pada kadal dan ular, salah satu testis terletak lebih ke depan dari pada yang lain. Testis akan membesar saat musim kawin.
b)      Saluran reproduksi, duktus mesonefrus berfungsi sebagai saluran reproduksi, dan saluran ini akan menuju kloaka. Sebagian duktus wolf dekat testis bergelung membentuk epididimis. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen yang menghubungkan tubulus seminiferus testis dengan epididimis. Duktus wolf bagian posterior menjadi duktus deferen. Pada kebanyakan reptil(kadal kebun) duktus deferen bersatu dengan ureter dan memasuki kloaka melalui satu lubang, yaitu sinus urogenital yang pendek.
b.            Sistem Genitalia Betina
a)      Ovarium berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan bagian permukaannya benjol-benjol. Letaknya tepat di bagian ventral kolumna vertebralis.
b)      Saluran reproduksi, oviduk panjang dan bergelung. Bagian anterior terbuka ke rongga selom sebagai ostium, sedang bagian posterior bermuara di kloaka. Dinding bersifat glanduler, bagian anterior menghasilkan albumin yang berfungsi untuk membungkus sel telur, kecuali pada ular dan kadal.
Bagian posterior sebagai shell gland akan menghasilkan cangkang kapur kadal betina terbukti lebih unggul dibanding kadal jantan. Mereka menentukan pasangan, memegang keputusan tentang di mana mereka akan tinggal, bahkan juga menentukan jenis kelamin anak. Semua siklus reproduksi dan perkawinan sangat tergantung oleh pihak betina. Ukuran tubuh betinanya hanya setengah dari kadal jantan. Namun mereka memiliki siklus reproduksi yang cukup unik. Bukan hanya menentukan pasangan dan tempat tinggal saja, kadal betina juga bebas berpasangan dengan lima atau enam kadal jantan sekaligus dalam sekali masa reproduksi. kadal betina mengumpulkan semua sperma dari pasangannya di dalam rongga perutnya yang bernama spermatesa. Ia juga bebas memilih sperma ini untuk menentukan jenis kelamin anak sesuai keinginannya. secara teori, mereka memilih sperma berdasarkan kromosom seks. Kepioniran kadal betina dibanding pejantannya ini masih merupakan teka-teki, sebab terbukti tubuh kadal betina lebih kecil dari pejantan.
Telur reptile(kadal kebun) sedikit lebih keras di bandingkan dengan amphibi kuning telur lebih banyak di butuhkan untuk perkembangan embrio dan setelah menetas. Dan telurnya juga sering di selubungi oleh albumen dan lapisan pembungkus luar berupa cangkang kalkareus (Cangkang kapur).

Habitat
Habitat dari kelas reptilia ini bermacam-macam. Ada yang merupakan hewan akuatik seperi penyu dan beberapa jenis ular, semi akuatik yaitu ordo Crocodilia dan beberapa anggota ordo Chelonia, beberapa sub-ordo Ophidia, terrestrial yaitu pada kebanyakan Sub-kelas Lacertilia dan Ophidia, beberapa anggota ordo Testudinata, sub terran pada sebagian kecil anggota sub-kelas Ophidia, dan arboreal pada sebagian kecil sub-ordo Ophidia dan Lacertilia.
Reptilia hidup di rawa atau di sungai, atau di tapi laut. Untuk tempat perlindungan, misalnya buaya menggali lubang di tepi sungai. Makanan terdiri dari berbagai hewan. Reptilia mencakup empat ordo besar yaitu Chelonia atau Testudines, Squamata atau Lepidosauria, Rhynchocephalia, dan Crocodilia.








BAB V
PENUTUP

A.          Kesimpulan
Reptilia merupakan kelompok vertebrata yang beradaptasi untuk hidup di darat yang lingkungannya kering. Adanya sisik dan kulit yang menanduk mencegah hilangnya kelembaban tubuh dan membantu hewan untuk hidup di permukaan yang kasar.
Ciri umum kelas ini yang membedakan dengan Kelas yang lain adalah seluruh tubuhnya tertutup oleh kulit kering atau sisik. Kulit ini menutupi seluruh permukaan tubuhnya dan pada beberapa anggota ordo atau sub-ordo tertentu dapat mengelupas atau melakukan pergantian kulit baik secara total maupun sebagain.
Kelas Reptilia dibagai menjadi 4 ordo, yaitu Rhyncocephalia (contohnya: Tuatara), Chelonia (contohnya: Penyu, Kura-kura, dan Bulus), Squamata (Contohnya: Serpentes, Lacertilia, dan Amphisbaena) dan Crocodilia (contohnya: Buaya, Aligator, Senyulong, dan Caiman).
B.           Saran
1.            Untuk asisten
Sebaiknya asisten mendampingi kelompoknya dan praktikan yang kurang memahami percobaan yang dipraktikumkan dan saya sarankan kepada kakak asisten agar jangan lagi ada yang terlambat.
2.         Untuk praktikum
Pada praktikum ini, diperlukan ketelitian mata dalam melihat hasil    pengamatan dan kelincahan kita dalam mengoperasikan alat, selain itu perlu adanya perhatian dalam masalah kebersihan ruangan maupun sarana dan prasarananya, serta saya sarankan kepada teman-teman mahasiswa agar dapat mempelajari lebih dalam mengenai Anatomi dan morfologi pada kadal.


DAFTAR PUSTAKA
                                                                               
Brotowidjoyo, M. 1993. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga
Campbell.Neil  A. 1999. Biologi Edisi Kelima Jilid 2.  Erlangga : Jakarta.
Jasin, M. 1992. Zoologi Vertebrata Untuk Perguruan Tinggi. Sinar Jaya. : Surabaya
Kimball, J,W. 1992. Biologi Edisi Kelima Jilid 3.  Erlangga : Jakarta.
Manter & Miller. 1959. Introduction to Zoology. New York: Harper and Row Publisher

Mukayat, Djarubito. 1989. Zoologi Dasar.  Erlangga : Jakarta.
Radiopoetro. 1977. Zoologi. Jakarta: Erlangga
Sukiya. 2005. Biologi vertebrata. Malang: UNM











LAMPIRAN

A.          LAPORAN SEMENTARA





































B.           FOTO-FOTO PRAKTIKUM
1.            Morfologi Kadal (Mabouya multifasciata)

2.            Anatomi Kadal (Mabouya multifasciata)



2 komentar:

  1. dibahas dibagian anatomi jatung memiliki 3 lobi. sedangkan dibagian sirkulasi(cardiovasculare) memiliki 2 atrium dan 2 ventrikel. sngat tidak jelas. terima kasih

    BalasHapus