LEMBAR PENGESAHAN
Laporan
lengkap praktikum Zoologi Vertebrata Unit III dengan judul “Reptilia” yang disusun oleh :
Nama : SUHARLI
Nim : E01 11 240
Kelas : Biologi A
Kelompok : VIII (delapan)
Telah
diperiksa dan dikoreksi oleh asisten/koordinator asisten dan dinyatakan telah
diterimah.
Majene,
2013
Koordinator
Asisten Asisten
M.
Ridwan M.
Ridwan
Nim : E01 10 129 Nim
: E01 10 129
Mengetahui,
Koordinator
Mata Kuliah
SAINAB S,Pd.
M,Pd
NIDN
: 925048401
DAFTAR
ISI
Halaman
LEMBAR
PENGESAHAN................................................................................... i
DAFTAR
ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang............................................................................................ 1
B. Tujuan......................................................................................................... 3
C. Waktu
dan Tempat..................................................................................... 3
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 4
BAB III METODE
PRAKTIKUM
A. Alat
dan Bahan........................................................................................... 8
B. Cara
Kerja................................................................................................... 8
BAB IV HASIL DAN
PEMBAHASAN
A. Hasil
Pengamatan.......................................................................................
13
B. Pembahasan................................................................................................
15
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................
27
B. Saran...........................................................................................................
27
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................
28
LAMPIRAN
A. Laporan
Sementara.....................................................................................
29
B. Foto-foto
Praktikum/Dukumentasi.............................................................
31
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Hewan
pertama yang benar-benar merupakan hewan daratan adalah reptilian. Mereka
berkembang dari amphibian dalam zaman karbon. Dengan datangnya zaman permulaan,
mereka lebih mampu mengatasi keadaan baru daripada amphibian. Kelebihan utama
reptilia yang paling awal terhadap amphibian adalah perkembangan telur yang
bercangkang dan berisi kuning telur.
Kata
Reptilia berasal dari kata reptum yang berarti melata. Reptilia merupakan
kelompok hewan darat pertama yang sepanjang hidupnya bernafas dengan paru-paru.
Ciri umum kelas ini yang membedakannya dengan kelas yang lain adalah seluruh
tubuhnya tertutup oleh kulit kering atau sisik. Kulit ini menutupi seluruh
permukaan tubuhnya dan pada beberapa anggota ordo atau sub-ordo tertentu dapat
mengelupas atau melakukan pergantian kulit secara total yaitu pada anggota
sub-ordo Ophidia dan pengelupasan kulit sebagian pada anggota sub-ordo
Lacertilia. Sedangkan pada Ordo Chelonia dan Crocodilia sisiknya hampir tidak
pernah mengalami pergantian atau pengelupasan. Kulit pada reptil memiliki
sedikit sekali kelenjar kulit.
Tubuh
reptil umumnya tertutupi oleh sisik-sisik yang beraneka bentuk, terkecuali
anggota suku Amphisbaenidae yang tak bersisik. Sisik-sisik itu berupa
modifikasi lapisan kulit luar (epidermis) yang mengeras oleh zat tanduk, dan
terkadang dilengkapi dengan pelat-pelat tulang di lapisan bawahnya, yang
dikenal sebagai osteoderm.Beberapa bentuk sisik yang umum pada reptil adalah:
sikloid (cenderung datar membundar), granular (berbingkul-bingkul), dan
berlunas (memiliki gigi memanjang di tengahnya, seperti lunas perahu).
Perbedaan bentuk dan komposisi sisik-sisik ini pada berbagai bagian tubuh
reptil biasa digunakan untuk mengidentifikasi spesies hewan tersebut.Integument
pada Reptilia umumnya juga tidak mengandung kelenjar keringat. Lapisan terluar
dari integument yang menanduk tidak mengandung sel-sel saraf dan pembuluh
darah. Bagian ini mati, dan lama-lama akan mengelupas. Permukaan lapisan
epidermal mengalami keratinisasi. Lapisan ini akan ikut hilang apabila hewan
berganti kulit. Pada Calotes (bunglon) integument mengalami modifikasi warna.
Perubahan warna ini dikarenakan adanya granulea pigment dalam dermis yang
terkumpul atau menyebar karena pengaruh yang bermacam-macam. Pada calotes
(bunglon) perubahan ini relatif cepat, karena selalu dibawah kontrol sistem
nervosum outonomicum.
Kelas
reptilia suatu kelompok yang beraneka ragam dengan banyak garis keturunan yang
sudah punah, saat ini diwakili oleh sekitar 7000 spesies, sebagian besar kadal,
ular, penyu atau kura-kura dan buaya ini adalah pengelompokan tradisional dan
didasarkan pada kemiripan semua tetrapoda tersebut. Reptilian memiliki beberapa
adaptasi untuk kehidupan didarat yang umunya tidak ditemukan pada amphibian.
Sisik yang mengandung protein keratin membuat kulit reptilia kedap air,
sehingga membantu mencegah dehidrasi di udara kering. Dan masih banyak lagi
cirri-ciri khusus dari kelas reptilia.
Mabouya multifasciata atau kadal
adalah salah satu jenis reptilia yang hidup di darat. Kadal ini merupakan jenis
kelompok kadal yang paling banyak di Afrika, kepulauan Indonesia, dan
Australia. Jumlah spesies kadal ini melampaui jumlah familia reptil yang
lainnya. Separuh atau lebih spesies terdapat di Asia Tenggara dan hanya kira-kira
50 spesies saja yang berada di belahan bumi barat.
Kadal adalah
vertebrata dengan kulit kering, tertutup oleh sisik-sisik atau papan-papan
epidermal. Tengkorak biasanya sedikit tertekan lateral, dengan sebuah kondil
oksipital. Sabuk-sabuk badan (girdle) tumbuh baik. Tubuh kadal terbagi menjadi
tiga bagian,yaitu kepala (caput), badan (truncus), dan ekor (cauda). Tubuh
kadal ditutupi oleh kulit yang kering dengan sisik-sisik zat tanduk di
permukaannya tanpa adanya kelenjar-kelenjar lendir.
Kadal bernafas dengan
paru-paru yang strukturnya lebih kompleks dari amphibian. Ginjal kadal bertipe
metanerfos. Fertilisasinya internal dan bersifat ovovivipar yang menghasilkan
telur dengan banyak kuning telur. Telur itu tumbuh dan berkembang dalam oviduk
(saluran telur) hewan betina. Saluran telur itu disebut uterus.
Kadal termasuk
golongan reptilian yang berdarah dingin, karena tidak dapat mempertahankan
tubuhnya pada saat hangat yang tetap. Berbeda dengan burung dan mamalia,
reptile tidak memiliki bulu agar tetap hangat dan kelenjar keringat untuk
menyejukkan suhu tubuh mereka mengukuti suhu lingkungan.
Dari sekian ribu jenis
reptil, kadal termasuk jenis yang baik digunakan sebgaai bahan praktikum karena
selain mudah didapat jga mudah untuk di bedah.
Mabouya multifasciata
digunakan sebagai preparat praktikum untuk mewakili class reptilian. Praktikum
ini menggunakan Mabouya multifasciata karena hewan ini tidak berbisa sehingga
tidak berbahaya. Selain itu, hewan ini mempunyai struktur morfologi dan anatomi
yang mudah diamati.
B.
Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum reptilia ini
adalah untuk mengetahui morfologi dan anatomi
reptilian/kadal (Mabouya multifasciata)
C.
Waktu
dan Tempat
Hari/tanggal : Senin/19 Agustus 2013
Pukul : 09.00 – 13.00 WITA
Tempat : Rektorat Unsulbar ruangan tujuh
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Reptilia
merupakan sekelompok vertebrata yang menyeseuaikan diri ditempat yang kering di
tanah. Penandukan atau cornificatio
kulit dan squama atau carpace untuk menjaga banyak hilangnya cairan dari tubuh
pada tempat yang kering atau panas. Nama kelas ini diambil dari model cara
hewan berjalan (Latin : reptum = melata
atau merayap) dan studi tentang reptilian di sebut Herpetology (jelata atau
merayap) dan studi tentang reptilian di sebut Herpetology (Yunani :creptes =
reptil). (Jasin, 2002).
Kadal (Mobouya multifasciata) masuk dalam ordo
Lacertilia (sauria) yang mempunyai cirri-ciri antara lain kuku panjang, tapi
kurang dari 30 cm, kaki 4 buah yang kadang- kadang tereduksi atau hilang sama
sekali. Mandibula menyatu di bagian anterior, tulang kuadrat berkontrak dengan
pterigoid, sehingga terbukanya mulut terbatas (tidak seperti ular). Kelopak
mata biasanya dapat digerakan. Kadal (Mabouya multifasciata) memiliki lidah
yang ujungnya bercabang dan mengeluarkan kelenjar lidah, bagian yang paling spektakuler dari system
pencernaan reptile adalah lidah yang ujungnya bercabang (Brotowidjoyo, 1993).
Kadal merupakan
hewan berkaki empat, kebanyakan hidup di atas tanah berumput, bebatuan,
pepohonan, ada juga yang hidup di gurun pasir. Umumnya kulit mengkilap dan
berwarna kehijauan sampai coklat. Kulit pada reptilia tidak berfungsi untuk
pertukaran gas sehingga tidak ada percampuran darah dalam dan darah berasal
dari luar. Fertilisasi reptil terjadi secara internal dan sebagian besar dari
reptil bersifat ovovivipar dan telur berkembang di luar tubuh (Manter, 1959).
Tubuh kadal
memanjang, tertekan lateral, berkaki empat, kuat dan dapat digunakan untuk
memanjat. Mandibula bersatu di bagian anterior dan tulang pterigoid, berkontak
dengan tulang kuadrat. Kelopak mata dapat digerakkan. Sabuk pectoral dapat
berkembang baik dan mulut lengkap. Ekornya digunakan untuk keseimbangan gerak
ketika berlari (Ville, 1998).
Subordo
lacertilia pada bagian rahang bawah bersatu sehingga kadal kurang dapat membuka
mulutnya. Hewan ini mempunyai dua pasang anggota badan yang bersifat
pentadactil. Membran thympani tidak cembung dan celah auris external jelas
terlihat. Palpebra superior dan inferior dapat digerakkan, juga membran nictitansnya
(Radiopoetro, 1977).
Mabouya
multifasciata mempunyai kemampuan bergenerasi pada
bagian ujung ekor yang lepas. Hal ini terjadi jika ekor kadal dipegang, maka
vertebrata ini akan melepaskan ekornya untuk melarikan diri (Storer, 1957).
Kelas reptilia
dibagi dalam sub klas berdasarkan atas anatomi tengkoraknya. Berdasarkan ada
tidaknya fosa temporalis dan posisinya di kenal 5 tipe tengkorak yaitu anapsip
yaitu tipe tengkorak anapsid (Ordo
chelonian), Euripsida tipe tengkorak euripsid, lhthyopterigea tipe
tengkoraknya parapsid (semua punah), acrosaura tipe tengkorak diapsid (Ordo crocodila), sinapsida tipe
tengkorak diapsid, lepidosauria tipe tengkorak diapsid (Ordo squamata) dan (Rhyncochepalia).
(Kimball, 1999).
Reptilia
memiliki ciri khusus, yaitu tubuhnya dibungkus oleh kulit yang menanduk (tidak
licin) biasanya dengan sisik atau bercarapace; beberapa ada yang memiliki
kelenjar permukaan kulit. Mempunyai dua pasang anggota, yang masing-masing 5
jari dengan kuku-kuku yang cocok untuk lari, mencengkram dan naik pohon. Pada
yang masih hidup di air kakinya mempunyai bentuk dayung, dan pada ular bahkan
tidak memilikinya. Skeletonnya mengalami penulangan secara sempurna; tempurung
kepala mempunyai satu condylus occipitalis. Jantung tidak sempurna, terdiri atas
4 ruangan, dua auricular dan sebuah ventericulus (pada crocodalia menjadi dua
tapi masih berlubang yang disebut foramen panizzae). Terdapat oval biconvex dan
dengan nukleus. Pernapasannya selalu dengan paru-paru; pada penyu bernapas juga
dengan kloaka, memiliki 12 nevri cranialis, fertilisasi terjadi di dalam tubuh,
biasanya mempunyai alat kopulasi ; telur besar dengan banyak yolk, berselaput
kulit lunak atau becangkok tipis. Telur biasanya diletakkan di suatu tempat
dibiarkan menetas sendiri, tapi pada beberapa hewan misalnya kadal dan ular
dierami oleh sang betina (Jasin, 2002).
Secara
eksternal, dalam hubungannya dengan skeleton, penyu berspesialisasi tinggi,
namun secara internal berpola sederhana seperti nenek moyang mamalia. Tubuh
terlindungi di antara karapaks dan plastron. Plastron itu terbagi-bagi
transversal sehingga memudahkan bergerak, sedang karapaks kurang
memungkinkan pergerakan. Panjang tubuh
kurang lebih 1 m, dengan berat kurang lebih 200 kg, kepala dengan leher, ekor
dan kaki semuanya menonjolke luar di antara karapaks dan plastron. Dua lubang
hidung di dekat ujung anterior kepala. Mata lateral, dengan kelopak mata atas
dan bawah, mempunyai membrane niktitans. Tidak ada telinga luar. Membran
timpani tertutup dengan selapis kulit. Pinggiran mulut terbentuk dari rahang
berzat-bertanduk, tidak ada gigi. Kaki dengan 5 jari, yang dilengkapi dengan
cakar. Lubang kloaka ventral pada dasar ekor (Mukayat, 1989).
Tiga ordo
reptilia hidup yang terbesar dan paling beraneka ragam adalah Chelonia (kura-kura),
Squama (kadal dan ular), dan Crocodila (buaya dan alligator). Kura-kura
berkembang selama zaman mezoikum dan hanya sedikit berbah sejak saat itu.
Cangkangnya yang umumnya keras suatu
adaptasi yang melindungi dirinya dari predator. Kadal adalah reptilian yang
paling banyak jumlahnya dan beraneka ragam yang hidu saat ini. Sebagian besar
di antaranya berukuran relatf kecil. Mungkin mereka mampu bertahan hidup
melewati bencana. Ular sebenarnya adalah keturunan kadal yang memakai gaya
hidup bersarang dalam lubang. Saat ini, sebagian besar hidup di atas permukaan
tanah. Buaya dan alligator merupakan sebagian dari reptilia hidup yang paling
besar. Mereka menghabiskan sebagian hidupnya dalam air, dan menghirup udara
melalui lubang hidungnya yang membuka ke atas (Campbell, 1999).
Menurut Sukiya
(2005), menyatakan bahwa Kadal (Mabouya multifasciata) hidup di daerah tanah
basah atau lembab. Tubuh kadal terbagi menjadi tiga bagian yaitu kepala (caput)
yang terdiri dari mata, lubang hidung dan telingga. Badan (truncus) yang
terdiri dari telingga hingga kloaka dan yang terakhir yaitu bagian ekor (cauda)
yang memiliki bentuk bulat meruncing ke ujung. Kadal mempunyai sepasang anggota
depan (extrimitas anterior) dan sepasang anggota belakang (extrimitas
posterior). Masing-masing terdiri atas lima jari dan kuku-kuku yang cocok untuk
berlari, mencengkeram, dan naik ke pohon.
Reptilia
mempunyai kepala, hidung, badan, ekor, dan 4 kaki. Tiap kaki terdapat 5 jari
cakar dan memiliki indera penglihatan dan pendengaran yang baik. Telinga
terdiri dari membran timpani dan pada telinga tengah terdapat tulang kolumela.
Reptil mempunyai 3 kelopak mata yang dapat bergerak dan lidah yang tak
bercabang. Badan terdiri atas caput, cervix, truncus, dan cauda. Caput
berbentuk agak pyramidal, meruncing kearah dorsal dan memipih dalam arah
dorsoventral. Caput terdapat rima oris yang dibatasi oleh labium superius dan
inferius. Organum visus dilindungi oleh palpebra superior dan inferior yang
keduanya dapat digerakkan. Cervix (collum), truncus, dan convex lebih panjang,
pada bagian dorsal berwarna cokelat kekuningan dan bagian ventral putih
(Sukiya, 2005).
Habitat dari
kelas Reptilia ini bermacam-macam. Ada yang merupakan hewan akuatik seperti
penyu dan beberapa jenis ular, semi akuatik yaitu ordo Crocodilia dan beberapa
anggota Ordo Chelonia, beberapa sub-ordo Ophidia, terrestrial yaitu pada
kebanyakan sub-kelas Lacertilia dan Ophidia, beberapa anggota ordo Testudinata,
sub-terran pada sebagian kecil anggota sub-kelas Ophidia, dan arboreal pada
sebagian kecil sub-ordo Ophidia dan Lacertilia (Zug, 1993).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.
Bahan
1.
Kadal (Mabouya multifasciata)
2.
Ether/chloroform
atau alcohol
3.
kapas
B.
Alat-Alat Yang Dipergunakan
1.
Papan seksi
(Gabus)
2.
Alat seksi satu
set (Gunting, Katter, dan Silet)
3.
Jarum pentul
4.
Loupe
5.
Pinset
6.
Botol selai
kacang/toples
C.
Cara Kerja
1.
Pengamatan Bentuk Luar
1.1.
Membius hewan
dengan alcohol, sebagai berikut:
1.1.1.
Menggulung kapas
sebesar ibu jari dan celupkan ke dalam alcohol sampai basah separuhnya.
1.1.2.
Memasukkan kapas
itu kedalam toples.
1.1.3.
Memasukkan hewan
percobaan ke dalam botol tersebut diatas, kemudian tutup dengan telapak tangan
atau cawan petri
1.1.4.
Menimbang hewan
tersebut
1.2.
Hewan telah
mati, diletakkan di atas papan seksi pada perutnya dan amati bagian-bagian
tubuhnya:
Tubuh kadal
dapat dibagi atas bagian-bagian:
1.2.1.
Bagian kepala:
disini terdapat:
·
Lubang hidung
·
Membrane
tympanium
·
Celah mulut
·
Mata yang
berkelopak
1.2.2.
Leher, sangat
pendek dibanding dengan tubuhnya yang pannjang yang ditutupi oleh sisik.
1.2.3.
Bagian badan
ditutupi sisik. Mengamati sisiknya dengan loupe atau dengan mikroskop
pembesaran lemah.
Pada bagian
badan terdapat dua pasang kaki:
a.
Kaki depan,
terdiri atas bagian-bagian:
·
Lengan atas
·
Lengan bawah
·
Telapak
·
Jari-jari
b.
Kaki belakang,
terdiri atas bagian-bagian:
·
Paha
·
Betis/tungkai
·
Telapak yang
menyatu (pes)
·
Jari-jari (berapa).
1.2.4.
Ekor, benutknya
bulat memanjang, makin ke ujung makin kecil. Pada pangkal pertemuan dengan
badan terdapat:
·
Kloaka, berupa
celah melintang
·
Pada jantan,
kiri dan kanan kloaka terdapat lubang tempat keluarnya hemipes (alat kelamin
luar).
1.3.
Mencabut sisik
dengan pinset. Mengamati tempat perlekatan dan susunannya.
1.4.
Dengan bantuan
mikroskop, membandingkan sisik didaerah perut (bentuk dan waarnanya).
1.5.
Memeriksa
kulitnya, basah atau kering (mengapa demikian?).
2.
Pembedahan Untuk Melihat Alat-Alat Dalam Tubuh
2.1.Meletakkan
hewan pada punggungnya.
2.2.Memfiksasi
kaki-kakinya dengan jarum pentul agar tidak goyang atau tidak bergerak jika
dibedah.
2.3.Menggunting
kulitnya mulai pada kloaka kearah kepala sampai rahang bawah.
2.4.Menyisihkan
kulit ini kesamping dan tahan dengan jarum.
2.5.Tulang-tulang
dilepaskan dari tulang dada.
2.6.Jika
dindinng perut sudah tersingkap lebar, maka akan kelihatan alat dalam sebagai
berikut:
2.6.1.
Jantung berada
dalam pericardium (mungkin masih berdenyut)
2.6.2.
Paru-paru di
samping punggung jantung.
2.6.3.
Batang tenggorok
(trachea) yang dibentuk oleh cincin tulang rawan.
2.6.4.
Lambung,
disebelah kiri hati.
2.6.5.
Hati, warna
coklat yang terdiri dari dua lobus.
2.6.6.
Pangkreas
terletek disela usus dua belas jari
2.6.7.
Usus dua belas
jari (duodenum)
2.6.8.
Usus halus,
penampangnya lebih kecil dari usus besar.
2.6.9.
Usus besar,
penampangnya lebih besar, jelas adanya kotoran, sisa-sisa makanan di dalamnya.
2.6.10.
Poros (rectum)
ujung besar yang bermuara pada kloaka.
2.7.
Jika alat-alat
tubuh tersebut telah ditemukan, melanjutkan dengan pengamatan sistem demi
sistem.
3.
Sistem Perdaran Darah
3.1.
Mengamati
jantung dalam pericardium (mungkin masih berdenyut).
Merobek sedikit pericardium dengan gunting, sehingga
jantung kelihatan lebih jelas.
3.2.
Dengan
spatula/ujung pinset, mengangkat sedikit ujung/puncak jantung dan mengamati
bagian-bagian berikut:
3.2.1.
Bilik (kiri dan
kanan), berdinding otot tebal sehingga warnanyamerah muda.
3.2.2.
Serambi kiri dan
serambi kanan, warna merah tua
3.2.3.
Batang aorta
yang keluar dari bilik menuju kea rah kepala kemudian membelok ke kiri dan ke
kanan melengkungi jantung.
4.
Sistem Pernafasan
Bagian utama dari alat pernafasannya sebagai
berikut:
4.1.
Celah tenggorok:
dalam rongga mulut, di belakang pangkal lidah,
menuju ke pangkal paru-paru.
4.2.
Pangkal
tenggorok (larynk), dibentuk oleh tulang rawan agak membesar
4.3.
Batang tenggorok
(trachea), dibentuk oleh cincin tulang rawan
4.4.
Percabangan
trachea, kekiri dan kekanan.
4.5.
Paru-paru, kiri
dan kanan, bagian-bagian dalamnya tersusun seperti sarang tawon.
Mengambil sebatang pipa
lemon, masukkan ujung pada celah tenggorokan dan tiupkan udara ke dalamnya,
maka paru-paru akan mengembang.
5.
Sistem Pencernaan
Setelah mengamati
alat-alat pencernaan dan jantung, melepaskan alat-alat itu dengan gunting.
5.1.
Dengan pinset
mengangkat sedikit dengan hati-hati kerongkongan yang terletak disebelah
belakang rongga mulut.
5.2.
Mengikuti terus
saluran ini sampai pada bagian-bagian yang melebar agak memanjang, disebut
lambung.
5.3.
Saluran
selanjutnya berturut-turut:
5.3.1.
Usus dua belas
jari
5.3.2.
Usus halus,
panjang.
5.3.3.
Usus besar,
pendek.
5.3.4.
Poros, bermuara
pada kloaka
5.4.
Kelenjar-kelenjar
pencernaan
5.4.1.
Hati dengan
kantog empedu, letaknya di sebelah kanan lambung.
5.4.2.
Pangkreas warna
kekuning-kuningan menempel pada usus dua belas jari
6.
Sistem Urogenitalia
6.1.
Menyisihkan
alat-alat pencernan ke samping kanan tubuh.
6.2.
Pada dinding
belakang rongga perut akan kelihatan alat-alat:
6.2.1.
Ginjal, berwarna
merah agak memanjang melekat pada dinding belakang di bagian pinggang.
6.2.2.
Ureter, saluran
dari ginjal. Jika preparat betina, ureter langsung bermuara pada kloaka. Pada
preparat jantan, ureter bersatu dulu dengan saluran sperma dari testis kemudian
bermuara pada kloaka.
6.2.3.
Kantong kemih
dekat kloaka, berdinding tipis/bening.
6.2.4.
Ovarium pada
preparat betina terdapat di bagian punggung rongga perut, ada sepasang,
berwarna kuning (indung telur).
6.2.5.
Saluran telur
(oviduct), terdapat di sisi kanan dan kiri, bermuara pada kloaka, sedangkan
ujungnya yang lain berbentuk corong, berada di bagian belakang lambung.
6.2.6.
Testis pada
preparat jantan melekat di bagian belakang dinding perut, kiri dan kanan.
6.2.7.
Jika semua
alat-alat tersebut ditemukan membuat gamabrnay secara skematis (sesuai jenis
kelamin preparat).
7.
Pengamatan Khusus Rongga Mulut
Celah mulut yang cukup
besar memudahkan membukanya. Membuka selebar-lebarnya dan mencari serta
mengamati alat/bagian berikut:
a.
Lidah yang
bercabang
b.
Langit-langit
yang bercelah
c.
Gigi geligi yang
hanya terdapat pada rahang. Kemana tembusan lubang hidung luar?.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Penelitian
1.
Morfologi
Kadal
2.
Anatomi
Kadal
B.
Pembahasan
Berdasarka
pengamatan yang dilakukan pada praktikum pada kadal (Mabouya multifasciata) dapat dilihat dengan jelas morfologi dan
anatominya yaitu, sebagai berikut:
Klasifikasi
Phylum : Chordata
Classis : Reptilia
Ordo : Squamata
Familia : Sanadae
Genus : Maboya
Spesies : Maboya
multifasciata
MORFOLOGI
(kadal)
1. Caput (kepala),
berbentuk paramid, moncong tumpul, dan di tutupi squama (sisik), terdiri dari:
a.
Nares externa (lubang hidung luar), jumlahnya sepasang dan
berada di ujung anterior caput.
b.
Rima oris (celah mulut), cukup lebar dan terdiri atas maxilla
(rahang atas) dan mandibula (rahang bawah).
c.
Organon visus (mata), jumlahnya sepasang dan berukuran kecil,
terletak dibagian lateral caput, memiliki palpebra superior (kelopak mata
atas), palpebra inferior (kelopak mata bawah), dan membran nictitans (kelopak
mata ketiga).
d.
Tympanium/porus acusticus externa (lubang telinga luar),
jumlahnya sepasang, terletak dibagian lateral caput dibelakang mata.
e.
Labium superior dan inverior
2. Cerviks (leher),
berukuran pendek dan ditutupi squama. Bagian leher panjang dan berlanjut dengan
badan, bagian leher ini hanya ditandai oleh adanya lekukan saja. Pada bagian badan terdapat dua pasang alat gerak
yaitu bagian anterior dan bagaian posterior. Pada bagian ventral terdapat
lubang kloaka yang berbentuk celah melintang. Pada jenis kadal yang ditemukan
di India (Uromastix), terdapat beberapa lubang preanofemoral yang terdapat pada
bagian pangkal alat gerak bagian belakang. Bagian ekor berbentuk silindris,
pada kadal panjangnya kurang lebih 2,5 kali panjang badan ditambah kepala.
3. Truncus (badan),
berukuran panjang dan ditutupi squama, terdiri atas bagian dorsal (punggung),
thorax (dada), dan abdomen (perut).
4. Extremitas (alat
gerak), jumlahnya 2 pasang dan ditutupi squama, terdiri dari:
a.
Extremitas anterior (kaki depan), terdiri atas humerus/branchium
(lengan atas), antibranchium (lengan bawah), manus (telapak tangan), dan
phalangus (jari-jari) berjumlah 5 jari.
b.
Extremitas posterior (kaki belakang), terdiri atas femur (paha),
crus (betis), pes (telapak kaki), dan phalanges (jari-jari) berjumlah 5 jari.
5. Caudal (ekor),
bentuknya bulat memanjang, makin ke ujung makin kecil, dan pada pangkal
pertemuan dengan truncus terdapat kloaka. Vertebrae ekor tidak menulang secara sempurna,
ekor mudah putus, tetapi cacat mengalami regenerasi. Columna vertebrae terbagi
menjadi servikal, torax, lumbar, sakral, dan kaudal. Ada tulang rusuk yang
bebas. Tulang-tulang sebagian terdiri atas kartilago. Kolumna vertebralis
dengan otot-otot segmental yang nampak jelas.
ANATOMI
1)
Tenggorokan : tenggoroka yang panjang
dan terbentuk dari cincin tulang rawan fungsinya sebagai saluran dalam proses
respirasi.
2)
Kerongkongan adalah salah satu organ
pencernaan makanan yang terletak diseblah dorsal dari tenggorokan,dinding
kerongkongan sebagian besar strukturnya terdiri dari otot polos.
3)
Jantung kadal memanjang berwarnah merah
tua,berada dalam pericardium yang didepannya terdapat batang trachea.Jantung
terdiri dari tiga lobi,yakni dua antrium dan satu ventrikel.
4)
Paru-paru kadal sudah berkembang dengan
baik dan ukurannya cukup besar berada disamping punggung jantung.
5)
Lambung masih sederhana beradah
disebelah kiri hati.
6)
Hati berwarna coklat yang terdiri atas
dua lobus.
7)
Pangkreas terletak di bagian
duadonum.Pancreas pada umumnya terdiri dari dua bagian yaitu eksokrin dan
endokrin.Intestinium (usus) adalah salah satu organ system pencernaan yang
bentuknya mirip seperti selang atau saluran,mulai dari bagian pylorus sampai
pada bagian kloaka atau anus.
1.
Sistem
Peredaran Darah
Terdiri dari 2 atria, yaitu atrium dextrum dan sinistrum, 2
ventriculus yaitu ventriculus dexter serta ventriculus sinister, dan sinus
venosus. Atrium dextrum dipisah dengan atrium sinistrum oleh septum atriarum.
Antara atrium dan ventriculus ada sekat yang disebut apertura atriovenricularis
dengan katup valvula atrioventricularis. Ventriculus dexter dipisah dari
ventriculus sinister oleh septum ventriculorum ialah tidak sempurna sehingga
darah di ventriculus dexter dan sinister untuk sebagian masih tercampur.
Dari ventriculus dexter keluar areus aortae sinister yang
membelok ke kiri, dan arteria pulmanalis yang bercabang dua masing-masing ke
pulmo. Dari ventruculus sinister keluar arcus aortae dexter yang membelok ke
kanan dan mempercabangkan sebuah arteria yang berjalan ke arah cranial yaitu
arteria carotis communis. Arteria carotis communis ini akan bercabang dua
menjadi arteria carotis communis dexter dan sinister yang masing-masing baik
dexter maupun sinister akan bercabang lagi menjadi arteria carotis externa dan
interna.Arteria carotis communis interna kiri akan membuat suatu hubungan
dengan arcus aortae sinister. Arcus aortae dexter dan sinister, masing-masing
berjalan ke caudal dan keduanya bertemu di medial untuk menjadi satu pembuluh
yang besar disebut aorta dorsalis. Sebelum kedua arcus aortae ini bertemu,
arcus aortae dexter terlebih dulu mempercabangkan arteria esophagus yang menuju
ke esophagus, kemudian juga mempercabangkan arteria subelavia dexta dan
sinistra yang menuju ke extremitas anterior.
Sinus venosus menerima darah dari vanae besar, ialah vena
cova superior dexta dan sinistra, dan vena cava inferior yang datang dari
bagian caudal tubuh setelah menerima vena hepatica terlebih dulu. Dari sinus
venosus darah kemudian menuju ke atrium dextrum. Yang masuk ke atrium sinistrum
ialah vanae pulmonalis yang berisi darah arterial dari pulmo.
2.
Sistem
Pernapasan
Umumnya
reptilia mempunyai trachea yang panjang dimana dindingnya dilengkapi oleh
sejumlah cincin cartilago. Larinx terletak di ujung anterior trachea. Dinding
larinx ini dilengkapi oleh cartilago cricoida dan cartilago anytenoidea. Kearah
posterior trachea membentuk percabangan (bifurcatio) menjadi bronchus kanan dan
bronchus kiri, yang masing-masing menuju ke pulmo kanan dan pulmo kiri. Bentuk
Pulmo lacertilia dan ophidia reptilia relatif sederhana. Pada beberapa
reptilia, bagian internal pulmo terbagi tidak sempurna dan menjadi 2 bagian,
yaitu bagian anterior berdinding saccuter sedang bagian posterior berdinding
licin, tidak vasculer dan berfungsi terutama untuk reservoir. Pada ular umumnya
pulmo mempunyai lekukan-lekukan yang asymetris, dan pulmo kanan selalu sangat
pamang.
3.
Sistem Pencernaan
Pada sistem pencernaan dibedakan antara tractus digestivus
dan glandula digestoria.
a.
Tractus
Digestivum
Tractus
digestivum terdiri
dari: cavum oris, pharynx, esophagus, vetriculus, intestinum tenve, cecum,
intestinum crassum dan cloaca. Didalam cavum oris terdapat dentes yang
berbentuk canus. Dentes ini berbentuk pleurodont, artinya menempel pada sisi
samping gingiva, sedikit melengkung ke arah medial cavum oris. Pada mabouya
tidak kita jumpai dentes palatini. Selain itu dalam cavum oris terdapat lingua
yang berpangkal pada Os hyldeum di sebelah caudal cavum oris, ujungnya bersifat
befida. Ventriculus pada mabouya ini berdinding musular yang tebal dari bentuk
cylindris. Intestinum crassum berfungsi sebagai rectum. Cecum merupakan batas
antara instestinum tenve dan intestinum crassum.
b.
Glandula digestoria
Glandula
digestoria terdiri
dari hepar dan pancreas, empedu yang dihasilkan oleh hepar ditampung kantong
yang disebut vesica fellea. Hepar terdiri atas 2 lobi, yaitu sinister dan
dexter dan berwarna coklat kemerahan. Vesica fellea terletak pada tepi coudal
lobus dexter hepatis. Pancreas terletak dalam suatu lengkung antara ventriculus
dan duodenum. Ductus cysticus dari vesica fellea menuju jaringan pancreas
bergabung dengan ductulli pancreatici, kemudian keluar menjadi satu ductus yang
besar disebut hepato-pancreaticus atau ductus choledochus yang bermuara pada
duodenum. Ventriculus terikat pada dinding tubuh dengan perantaraan suatu alat
penggantung yang disebut mesogastrium. Kemudian alat penggantung instestinum
tenue disebut mesenterium, alat penggantung intestinum crassum (rectum) disebut
mesorectum. Antara permukaan dorsal hepar dan ventriculus terdapat suatu
lipatan tipis yaitu omentum gastrohepaticum. Omentum ini memanjang ke caudal
disebut omentum duodeno-hepaticum yang menghabungkan hepar dengan duodenum.
c.
Sistem uregetalia
Sistem uregetalia terdiri atas systema
uropectica dan systema genetalis.Systema uropetica berupa ren berwarna kecoklat-coklatan (sepasang), terletak didaerah sacrum
dan merupakan benda yang retroperitoneal dan terdiri atas lobus anterior dan
lobus posterior,Dari masing-masing ren terdapat ureter yakni ureter sinestra dan dextra.Pada hewan jantan sebelum
bermuara di cloaca ureter itu bersatu dahulu dengan vasa deferensia,sedang pada
hewan betina langsung ke cloaca.Vesica
urinaria. Yang merupakan kantung tipis yang terdapat di dekat cloaka dan
bermuara disebelah ventralnya,berfungsi sebagai penampung urine sementara.
Sistem
genetalis dapat kita bedakan sytemtema genitalis feminus dan systema genitalis
musculinus.
1.
Sistem
genitalis feminus
Sistem
genetalis feminus terdiri atas sepasang ovarium yang berbentuk ovoid,pada
datarannya terdapat benjolan retroperitoneal.Oviduct yang merupakan saluran
berdinding tipis,mulai cranial sebagai corong ostium abdominalis.Oviduct
memiliki kelenjar dindingnya yang member kulit keras pada ovum yang sudah
dibuahi.Oviduct yang bermuara di cloaca yang dinding dorsal agak kemuka dari
pada muara ureter.
2.
Sistem
genitalis musculinus
Sistem
genitalis musculinus terdiri atas sepasang testis.
yang berbentuk oval kecil berwarna keputih-putihan. Di dekatnya terdapat
saluran epididymus, kemudian dilanjutkan saluran vasa deferensia. Pada bagian
caudanya bersatu dahalu dengan ureter baru masuk cloaca. Di samping itu semua
terdapat alat pulatio yang disebut hemi penis,yang terjadi atas dua organon
yang terjadi karena tonjolan dinding cloaca. Pada waktu istirahat melipat masuk
depan dinding otot di seblahnya.Pada waktu capulatio hemi penis ditonjolkan
keluar sedangkan otot daging ke sebelah dalam. Semua bagian alat-alat genetalis
itu digantung oleh penggantung yang masing-masing ialah : mesovarium untuk
ovarium,ligamentum untuk oviduct,mesorchium untuk testis.
FISIOLOGI
1.
Sistem Skeleton
Sistem
rangka pada kadal dapat di bedakan menjadi dua bagian yaitu endoskeleton dan ensoskeleton.
a.
Eksoskeleton berasal dari epidermis, berupa sisik menanduk yang
menyelubungi permukaan tubuhnya, posisi seperti sususnan genting, bentuk sisik
berbeda antara bagiankepala, badan dan ekor.
b.
Endoskeleton terdiri dari sekeleton aksial dan apendikular.
Sekeleton aksial terdiritengkorak, kolumna, perebralis, sternum dan
rusuk.Kolumna vertebrae terbagi menjadi servikal, toraks, lumbar, sacral, dan
kaudal. Tulang-tulangsebagian terdiri atas kartilago. Kolumna vertebralis
dengan otot-otot segmental yang tampak jelas.
2.
Sistem Otot
Kadal
memiliki sistem otot daging yang lebih kompleks bila di bandingkan dengan
amfibia,karena otot daging harus mendukung tubuh di daratan yang bersifat lebih
berat dari pada didalam air, selain itu juga untuk gerakan-gerakan yang
sifatnya harus cepat. Otot aksial (otot badan) kadal mulai menunjukkan beberapa
speasialisasi seperti yang dikelompokkan padamamal. Otot kadal terutama untuk
gerakan lateral tubuh dan menggerakkan ruas-ruas tulang belakang. Dermal atau
otot kulit berkembang baik pada kadal. Jaringan tungkai pada kadalmenunjukkan
variasi bergantung pada tipe gerakannya.
3.
Sistem Pencernaan
Kadal
umumnya mempunyai kelenjar pencernaan di mulut yang lebih baik. Hal ini dihubungkan
dengan keperluan untuk pelumasan makanan yang kering agar mengurangi gesekan
saat di telan. Kelenjar-kelenjar ini antara lain di daerah fasial, lingual dan
sub lingual. Kelenjar racun pada reptil berasal dari beberapa kelenjar mulut
tersebut. Kelenjar racun pada kadal beracun merupakan modifikasi dari kelenjar
sub lingual lidah dapat dijulurkan dengan mudah (bebas). Gigi-gigi melekat pada
rahang. Dari mulut dilanjutkan ke faring, esofagus dan lambung. Lambung dengan
bagian fundus dan pilorus. Dari lambung kemudian ke intestinum., rektum, dan
kloaka. Hati dan pankreas berpembuluh ke intestinum. Kloaka untuk mengeluarkan
sisa-sisa pencernaan, ekskret dan untuk reproduksi mulut yang dapat terbuka
lebar memiliki dentes (gig-gig) yang berfungsi untuk keperluan ofensif dan
mempertahankan serta mengunyah. Barisan gigi itu dapat dibedakan atas dua
deretan, deretan gigi yang conisch (bentuk kerucut) menempel pada rahang dan
gigi ini sebagai gigi pleurodont, bengkok ke arah cavum oris. Pada palatum
(tulang langit-langit) terdapat deretan gigi halus yang disebut dentes
palatini. Lingua yang tipih bersifat bipida (bercabang dua) terletak di dasar
cavum oris. Dibelakang varing terdapat esovagus yang merupakan saluran
silindris menuju ventriculus yang terdiri atas bagian vundus yang agak bulat
dan bagian kecil di sebut viloris bagian ini bersambung dengan intestinum tenue
(usus halus) terus di lanjutkan oleh intestinum crasum (usus besar) yang sering
di sebut rektum. Diantara kedua intestinum itu terdapat caecum yang sangat
pendek akhirnya rektum bermuara pada kloaka. Gladulae digestiva berupa hepar
yang terdiri atas lobus dexter dan sinister berwarna coklat. Pada bagian caudal
lobus dexter hepatis terdapat vesica fellea. Glandulae pancreatisa terlatak
antara ventriculum dan bagian craneal intestinum tenue. Kloaka merupakan muara
umum untuk tractus digestiva, excretoria dan reproductive
4.
Sistem Respirasi
Paru-paru
Kadal berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang rusuk. Paru-paru
kadal lebih sederhana, hanya dengan
beberapa lipatan dinding yang berfungsi memperbesar permukaan pertukaran gas.
Pada kadal kebun pertukaran gas tidak efektif. Udara masuk melalui nares
externa terus menembus plat yang keras menuju ke nares interna (di belakang
lubang) dan kemudian melalui glottis sebagai celah lingua menuju ke larynx.
Larynx tersusun atas tulang rawan tiga buah dan berisi beberapa pasang pita
sura (bagi yang bersuara). Selanjutnya berhubungan dengan trachea yang tersusun
atas gelang-gaelang tulang rawan. Trachea bercabang menjadi dua bronchi, yang
selanjutnya masing-masing menuju ke paru-paru. Paru-paru terbagi atas bagian-bagian
interior yang lebih komplek daripada amfibia yang mengandung kapilar pulmonalis
paru-paru kadal dilingkapi oleh tulang iga dan paru-paru di potong longitudinal
sehingga deretan faveolus tampak.
5.
Sistem Sirkulasi
System sirkulasi pada
kadal kebun lebih sempurna daripada Amfibi oleh sebab adanya paru-paru
fungsional dan ginjal metanefros. Atrium jantung terbagi sempurna menjadi
ruangan kanan dan kiri, sinus venosus, menyatu dengan dinding dari atrium
kanan, ventrikel terpisah oleh septum (sekat).Jantung terletak di bagian
anterior ventral dari rongga thorax. Terdiri atas sinus venosus yang kecil, dua
buah auricula dan dua ventricula. Antara dua ventricular terdapat septum yang
umumnya tidak sempurna, karena masih ada voramen pannizae.
Darah dari vena masuk
ke dalam jantung sinus venosus, auriculum dextra, ventriculum dextra, arteri,
pulmonalis dari paru-paru darah kembali masuk auriculum sinestra, dan terus ke
ventriculum sinistra. Dari sini akan melalui sepasang archus aorticus yang
selanjutnya kea rah dorsal mengelilingi oesphagus, dari dasar archus aoricum
dexter muncul dua arteri carotis (arteri carotis comunis dextra sinistra) yang
menuju ke leher dan kepala, dan arteri subelavia menuju ke masing-masing
extremitas anterior.Dua arcusn aorticus menghubungkan disi menjadi satu di
sebelah dorsal menjadi aorta dorsalis, yang akan memberikan darah kepada
alat-alat dalam rongga tubuh, ke extremitas posterior dan ekor. Darah vena
dikumpulkan oleh vena kava anterior yang menampung darah dari kepala dan kedua
extremitas anterior, oleh sebab vena kava posterior yang menampung darah dari
organ reproductivum dan ren, oleh vena porta hepatica menampung darah dalam
tractuas digestive yang memecah menjadi kapiler-kapiler di dalam hepar dan
dikumpulkan oleh vena hepatica yang pendek dan vena epigastris pada
masing-masing sisi dala rongga abdominalis menampung darah dari extremitas
posteriosr, ekor dan tubuh. Dari kedua vena cava itu akan masuk ke dalam sinus
venosus.
6.
Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi pada
reptil (kadal kebun) pada umumnya berupa ginjal, paru-paru,kulit dan kloaka.
Kloaka merupakan satu-satunya lubang untuk mengeluarkan zat-zat hasil
metabolisme. Reptil (kadal kebun) yang hidup di darat sisa hasil metabolismenya
berupa asam urat yang dikeluarkan dalam bentuk bahan setengah padat berwarna
putih. Sedangkan jika pada hasil metabolismenya bercampur berwarna gelap
(hitam, coklat, dsb), umumnya itu merupakan hasil metabolisme yang tidak
sempurna dari apa yang telah dimakan oleh hewan ini.
Ginjal kadal, sama sepeti
halnya pada burung dan mamalia, di kenal sebagai metanefros, sedangkan ginjal
pada saat embrio adalah pronefros dan metanefros. metanefros pada dasarnya
serupa dengan mesonefros tetapi lebih ringkas dan memuat jumlah lebih banyak
unit-unit renal,ada saluran menuju tubulus dan akhirnya menyatu disebut
ureter.perkembangan tipe ginjal adalah untuk efisiensi ekskretori akibat
meningkatnya aktivitas).Ginjal berwarna kecoklat-coklatan dan terdiri atas
sepasang, terletak di daerah sacrum dan merupakan benda yang retroperitronial
dan terdiri atas lobus anteriordan lobus posterior. Dari masing-masing ren
terdapat ureter yakni ureter sinesta dan dextra. Pada hewan jantan sebelum
bermuara di kloaka ureter itu bersatu dahulu dengan vase deverensia, sedang
pada hewan betina langsung ke kloaka. Vasica urinaria yang merupakan kantung
tipis yang terletak di dekat kloaka dan bermuara sebelum ventralnya, berfungsi
sebagai kumpulan urine sementara .Ada kandung kemih, tetapi kotoran/ekskret
bersifat semisolid (setengah keras) seperti pada burung, dan di keluarkan
langsung melalui kloaka bersama tinja. Ekskret itu mengandung urat, bagian dari
air kencing, yaitu bahan berwarna putih, biasanya sebagai garam Na dan
mengandung zat kapur.
7.
Sistem Saraf
Enchephalon terdiri
atas: dua lobus olfactorius yang panjang yang berhubungan dengan
haemisphaericum cerebri yang terletak di muka. Mesencephalon yang tertutup oleh
haemisphaerium cerebri terbagi oleh sulcus medianus menjadi dua corpora
bigemina. Cerebellum (myencephalon) berbentuk kecil terletak di belakang
mesencephalon. Di sebelah bawah cerebellum terdapat medulla oblongata yang
lebar di sebelah anterior yang mempunyai cekung fossa rhomboidea yang sebagian
ditutupi cerebellum. Di sebelah dorsal dari mesencephalon suatu bulatan kecil epihyse,
sedang sebelah ventral terdapat hypophyse. Selanjutnya medulla oblongata
(metencephalon) dilanjutkan oleh medulla spinalis. Pada otak terdapat 12 nervi
cerebrales.
Otak tengah pada
reptil(kadal kebun) telah mengalami perubahan pada cerebrum yang diakibatkan
perkembangan ukuran dari belahan-belahan otak karena adanya invasi pallium oleh
beberapa sel saraf sehinga menjadi bentuk neopallium. Cerebellum reptil(kdal
kebun) relatif lebih besar dari pada milik amfibi. Sekali lagi kemampuan ini
dihubungkan dengan macam gerakan dari kebanyakan reptil.(kadal kebun) memiliki
12 saraf cranial.
8.
Sistem reproduksi
a.
Sistem Genitalia Jantan
a) Testis berbentuk oval,
relatif kecil, berwarna keputih-putihan, berjumlah sepasang, dan terletak di
dorsal rongga abdomen. Pada kadal dan ular, salah satu testis terletak lebih ke
depan dari pada yang lain. Testis akan membesar saat musim kawin.
b) Saluran reproduksi,
duktus mesonefrus berfungsi sebagai saluran reproduksi, dan saluran ini akan
menuju kloaka. Sebagian duktus wolf dekat testis bergelung membentuk
epididimis. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen yang menghubungkan
tubulus seminiferus testis dengan epididimis. Duktus wolf bagian posterior
menjadi duktus deferen. Pada kebanyakan reptil(kadal kebun) duktus deferen bersatu
dengan ureter dan memasuki kloaka melalui satu lubang, yaitu sinus urogenital
yang pendek.
b.
Sistem Genitalia Betina
a) Ovarium berjumlah
sepasang, berbentuk oval dengan bagian permukaannya benjol-benjol. Letaknya
tepat di bagian ventral kolumna vertebralis.
b) Saluran reproduksi,
oviduk panjang dan bergelung. Bagian anterior terbuka ke rongga selom sebagai
ostium, sedang bagian posterior bermuara di kloaka. Dinding bersifat glanduler,
bagian anterior menghasilkan albumin yang berfungsi untuk membungkus sel telur,
kecuali pada ular dan kadal.
Bagian
posterior sebagai shell gland akan menghasilkan cangkang kapur kadal betina
terbukti lebih unggul dibanding kadal jantan. Mereka menentukan pasangan,
memegang keputusan tentang di mana mereka akan tinggal, bahkan juga menentukan
jenis kelamin anak. Semua siklus reproduksi dan perkawinan sangat tergantung
oleh pihak betina. Ukuran tubuh betinanya hanya setengah dari kadal jantan.
Namun mereka memiliki siklus reproduksi yang cukup unik. Bukan hanya menentukan
pasangan dan tempat tinggal saja, kadal betina juga bebas berpasangan dengan
lima atau enam kadal jantan sekaligus dalam sekali masa reproduksi. kadal
betina mengumpulkan semua sperma dari pasangannya di dalam rongga perutnya yang
bernama spermatesa. Ia juga bebas memilih sperma ini untuk menentukan jenis
kelamin anak sesuai keinginannya. secara teori, mereka memilih sperma
berdasarkan kromosom seks. Kepioniran kadal betina dibanding pejantannya ini
masih merupakan teka-teki, sebab terbukti tubuh kadal betina lebih kecil dari
pejantan.
Telur
reptile(kadal kebun) sedikit lebih keras di bandingkan dengan amphibi kuning
telur lebih banyak di butuhkan untuk perkembangan embrio dan setelah menetas.
Dan telurnya juga sering di selubungi oleh albumen dan lapisan pembungkus luar
berupa cangkang kalkareus (Cangkang kapur).
Habitat
Habitat dari kelas reptilia ini bermacam-macam. Ada yang
merupakan hewan akuatik seperi penyu dan beberapa jenis ular, semi akuatik
yaitu ordo Crocodilia dan beberapa anggota ordo Chelonia, beberapa sub-ordo
Ophidia, terrestrial yaitu pada kebanyakan Sub-kelas Lacertilia dan Ophidia,
beberapa anggota ordo Testudinata, sub terran pada sebagian kecil anggota
sub-kelas Ophidia, dan arboreal pada sebagian kecil sub-ordo Ophidia dan
Lacertilia.
Reptilia hidup di rawa atau di sungai, atau di tapi laut.
Untuk tempat perlindungan, misalnya buaya menggali lubang di tepi sungai.
Makanan terdiri dari berbagai hewan. Reptilia mencakup empat ordo besar yaitu
Chelonia atau Testudines, Squamata atau Lepidosauria, Rhynchocephalia, dan
Crocodilia.
BAB
V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Reptilia
merupakan kelompok vertebrata yang beradaptasi untuk hidup di darat yang
lingkungannya kering. Adanya sisik dan kulit yang menanduk mencegah hilangnya
kelembaban tubuh dan membantu hewan untuk hidup di permukaan yang kasar.
Ciri umum
kelas ini yang membedakan dengan Kelas yang lain adalah seluruh tubuhnya
tertutup oleh kulit kering atau sisik. Kulit ini menutupi seluruh permukaan
tubuhnya dan pada beberapa anggota ordo atau sub-ordo tertentu dapat mengelupas
atau melakukan pergantian kulit baik secara total maupun sebagain.
Kelas
Reptilia dibagai menjadi 4 ordo, yaitu Rhyncocephalia (contohnya: Tuatara),
Chelonia (contohnya: Penyu, Kura-kura, dan Bulus), Squamata (Contohnya:
Serpentes, Lacertilia, dan Amphisbaena) dan Crocodilia (contohnya: Buaya, Aligator,
Senyulong, dan Caiman).
B.
Saran
1.
Untuk asisten
Sebaiknya asisten
mendampingi kelompoknya dan praktikan yang kurang memahami percobaan yang
dipraktikumkan dan saya sarankan kepada kakak asisten agar jangan lagi ada yang
terlambat.
2.
Untuk praktikum
Pada praktikum ini, diperlukan ketelitian mata dalam
melihat hasil pengamatan dan
kelincahan kita dalam mengoperasikan alat, selain itu perlu adanya perhatian
dalam masalah kebersihan ruangan maupun sarana dan prasarananya, serta saya
sarankan kepada teman-teman mahasiswa agar dapat mempelajari lebih dalam
mengenai Anatomi dan morfologi pada kadal.
DAFTAR PUSTAKA
Brotowidjoyo, M. 1993. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga
Campbell.Neil A. 1999. Biologi
Edisi Kelima Jilid 2. Erlangga :
Jakarta.
Jasin,
M. 1992. Zoologi Vertebrata Untuk
Perguruan Tinggi. Sinar Jaya. : Surabaya
Kimball, J,W. 1992. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Erlangga : Jakarta.
Manter &
Miller. 1959. Introduction to Zoology.
New York: Harper and Row Publisher
Mukayat, Djarubito. 1989. Zoologi Dasar. Erlangga :
Jakarta.
Radiopoetro. 1977. Zoologi. Jakarta: Erlangga
Sukiya. 2005. Biologi vertebrata. Malang: UNM
LAMPIRAN
A.
LAPORAN
SEMENTARA
B.
FOTO-FOTO
PRAKTIKUM
1.
Morfologi Kadal (Mabouya multifasciata)
2.
Anatomi Kadal (Mabouya multifasciata)
dibahas dibagian anatomi jatung memiliki 3 lobi. sedangkan dibagian sirkulasi(cardiovasculare) memiliki 2 atrium dan 2 ventrikel. sngat tidak jelas. terima kasih
BalasHapusSetau saya 4 ruang
BalasHapus