LEMBAR PENGESAHAN
Laporan
lengkap praktikum Zoologi Vertebrata Unit II dengan judul “Amphibia” yang disusun oleh :
Nama : SUHARLI
Nim : E01 11 240
Kelas : Biologi A
Kelompok : VIII (delapan)
Telah
diperiksa dan dikoreksi oleh asisten/koordinator asisten dan dinyatakan telah
diterimah.
Majene,
2013
Koordinator
Asisten Asisten
M.
Ridwan M.
Ridwan
Nim : E01 10 129 Nim
: E01 10 129
Mengetahui,
Koordinator
Mata Kuliah
SAINAB S,Pd.
M,Pd
NIDN
: 925048401
DAFTAR
ISI
Halaman
LEMBAR
PENGESAHAN................................................................................... i
DAFTAR
ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang............................................................................................ 1
B. Tujuan......................................................................................................... 3
C. Waktu
dan Tempat..................................................................................... 3
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 4
BAB III METODE
PRAKTIKUM
A. Alat
dan Bahan...........................................................................................
11
B. Cara
Kerja...................................................................................................
11
BAB IV HASIL DAN
PEMBAHASAN
A. Hasil
Pengamatan.......................................................................................
17
B. Pembahasan................................................................................................
20
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................
34
B. Saran...........................................................................................................
35
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................
36
LAMPIRAN
A. Laporan
Sementara.....................................................................................
37
B. Foto-foto
Praktikum/Dukumentasi.............................................................
39
BAB I
PENDAHALUAN
A.
Latar
Belakang
Vertebrata
adalah istilah untuk menyebut hewan yang bertulang belakang. Salah satunya
amphibi. Amphibi berasal dari bahasa Yunani yaitu “amphi” yang berarti dua dan
“bios” yang berarti hidup. Amphibi merupakan hewan yang hidup dengan dua
habitat, termasuk hewan poikiloterm atau berdarah dingin. Pembagian tubh
terdiri atas kepala, badan dan ekor. Kulit lembab berlendir, terdiri dari
dermis dan epidermis.
Tubuh
hewan terdiri dari beberapa organ tubuh. Organ-organ bekerja sama dalam
melakukan fungsi yang lebih tinggi membentuk sistem organ. Hewan dibagi ke
dalam dua golongan, yaitu hewan vertebrata dan hewan invertebrata. Salah satu
hewan vertebrata adalah katak sawah
(Rana cancarivora).
Ampibia
merupakan salah satu kelas dari sub-fitum vertebrata. Ampibia berasal dari
bahasa yunani, yaitu amphi yang berarti rangkap dan bios yang berarti hidup.
Amphibia merupakan kelompok hewan yang mempunyai fse kehidupan di air dan di
darat. Amphibia terdiri dari empat ordo yaitu ordo uredela, ordo apoda, ordo
anura, dan ordo proanura. Tapi sekarang ini ordo proanura sudah dinyatakan
punah.
Pada
amphibi, memiliki dua alat pernapasan yaitu dengan menggunakan paru-paru pada
saat berada di daratan dan dengan menggunakan kulitnya pada keadaan basah (pada
saat berada dalam air). Kulit katak bersifat permiabel terhadap air dan gas,
serta kaya akan persediaan pembuluh darah. Adanya dua alat pernapasan ini
disebabkan karena faktor lingkungan hidupnya.
Organ
terbentuk dari beberapa jaringan yang paling bekerja sama melaksanakan fungsi
tertentu. Contoh organ adalah usus halus yang disusun oleh jaringan epitel,
otot, ikat dan saraf. Organ dibedakan atas dua yaitu organ dalam dan organ
luar.
Organ
tubuh hampir tidak ada yang bekerja sendiri, biasanya bekerja sama dalam
kordinasi tertentu sebagai satu bagian darisebuah sistem. Setiap sistem organ
mempunyai fungsi tertentu. Contonya: organ jantunng, pembuluh darah, dan darah
terikat dalam sistem peredaran darah (sirkulasi).
Semua
organ tentu sudah mengenal hewan dari kelas amphibia seperti katak, kodok,
salamander, dan sebagainya. Tetapi pemahaman yang lebih dalam mengenai hewan
dari kelas amphibia masih terbilang minim. Dari segi teori, mungkin kita sudah
paham tetapi untuk mendeskripsikannya secara morfologi dan anatomi seperti masi
belum paham.
Untuk
memahami struktur dan fungsi organ-organ yang terdapat pada hewan vertebrata
dalam hal ini adalah katak, maka dilakukanlah percobaan dengan mengamati bagian
atau organ-organ yang ada pada tubuh katak. Pengamatan anatomi katak diperlukan
pembedahan untuk memudahkan mengamati bentuk kedudukan, dan hubungannya dengan
organ lain.
Di
daratan, kemampuan untuk mendeteksi suara merupakan hal yang sangat penting dan
amfibia telah mengembangkan telinga sederhana dari struktur yang diwarisnya
dari moyang mereka. Spirakel tertutup dengan dengan membran yang berfungsi
sebagai gendang telinga dan tulang
rahang yang tidak terpakai lagi (yang berasal dari lengkung insang agnatha)
berguna untuk meneruskan getaran dari membran ini ke telinga dalam.
Berdasarkan
uraian singkat diatas, maka penyusun tertarik meneliti tentang katak (Rana cancarifora) dan kodok (Bufo sp) baik secara morfologi ataupun
anatomi.
B.
Tujuan
Untuk mengetahui
anatomi dari hewan vertebrata melelui kegiatan pembedahan pada katak sawah (Rana cancarivora) dan kodok (Bufo sp)
C.
Waktu
dan Tempat
Hari/tanggal : Senin/29 Juli 2013
Jam : 13.00 – 16.00 WITA
Tempat :
Rektorat Unsulbar ruangan sembilan
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Amphibia umumnya didefinisikan sebagai kata hewan bertulang
belakang yang hidup didua alam, yakni di air dan di laut. Amphibia bertelur di
air atau menyimpan telur di tempat lembab dan basah. Ketika menetes, larvanya
dikatakan berudu yang hidup di air atau ditempat basah tersebut dan bernafas
dengn insang. Setelah beberapa lama berudu kemudian berubah bentuk menjadi
katak dewasa yang umumnya hidup di darat atau ditempat yang lebih kering dan
bernafas dengan paru-paru (Djuanda, 1982).
Amphibia adalah vertebrata yang secara tipikal dapat hidup
baik dalam air tawar dan di darat. Sebagian besar mengalami metamofosis dari
berudu (aquatis dan bernapas dengan insang) ke dewasa (amphibius dan bernapas
dengan paru-paru), namun beberapa jenis amphibius tetap memilki insang selama
hidupnya. Jenis-jenis sekarang tidak memiliki sisik luar, kulit biasanya tipis
dan basah (Djarubito, 1989).
Amphibia mempunyai ciri-ciri yaitu tubuh diselubungi kulit
yang berlendir, meerupakan hewan berdarah dingin (poikilotem), mempunyai
jantung yang terdiri dari tiga ruang yaitu dua serambi dan satu bilik,
mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang yang
terdapat diantara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat dan
berenang, matanya mempunyai selaput tambahan yang diebut membrane niktilans
yang sangat berfungsi waktu menyelam. Pernapasan saat masih kecobang berupa
insang dan setela dewasa alat pernapasannya berupa paru-paru dan kulit,
hidingnya mempunyai katup yang mencegah air yang masuk kedalam rongga mulut
ketika berenang, dan berkembang biak dengan cara melepaskan telurnya dan
dibuahi oleh yang jantang diluar tubuh induknya atau pembuahan eksternal
(Djuanda, 1982).
Tubuh amphibia khususnya katak terdiri dari kepala, badan,
dan leher yang belum tampak jelas. Sebagian kulit, kecuali pada tempat-tempat
tertentu terlepas dari otot yang ada dalamnya, sehingga bagian dalam tubuhnya
berupa rongga-rongga yang berisi cairan limpa subkutan (Djuanda, 1982).
Kedua fase strukturnya menunjukkan bahwa amphibi merupakan kelompok
chordata yang pertama kali keluar dari kehidupan air (Radiopoetro,1977).
Pada fase berudu amphibi hidup di
perairan dan bernafas dengan insang. Pada fase ini berudu bergerak menggunakan
ekor. Pada fase dewasa hidup di darat dan bernafas dengan paru-paru. Pada fase
dewasa ini amphibi bergerak dengan kaki. Perubahan cara bernafas yang seiring
dengan peralihan kehidupan dari perairan ke daratan menyebabkan hilangnya
insang dan rangka insang lama kelamaan menghilang. Pada anura, tidak ditemukan
leher sebagai mekanisme adaptasi terhadap hidup di dalam liang dan bergerak
dengan cara melompat. (Brotowidjoyo, 1993)
Amphibia memiliki kelopak mata dan
kelenjar air mata yang berkembang baik. Pada mata terdapat membrana
nictitans yang berfungsi untuk melindungi mata dari debu, kekeringan dan
kondisi lain yang menyebabkan kerusakan pada mata. Sistem syaraf mengalami
modifikasi seiring dengan perubahan fase hidup. Otak depan menjadi lebih besar
dan hemisphaerium cerebri terbagi sempurna. Pada cerebellum konvulasi
hampir tidak berkembang. Pada fase dewasa mulai terbentuk kelenjar ludah yang
menghasilkan bahan pelembab atau perekat. Walaupun demikian, tidak semua
amphibi melalui siklus hidup dari kehidupan perairan ke daratan. Pada beberapa
amphibi, misalnya anggota Plethodontidae, tetap tinggal dalam perairan dan
tidak menjadi dewasa. Selama hidup tetap dalam fase berudu, bernafas dengan
insang dan berkembang biak secara neotoni. Ada beberapa jenis amphibi lain yang
sebagian hidupnya berada di daratan, tetapi pada waktu tertentu kembali ke air
untuk berkembang biak. Tapi ada juga beberapa jenis yang hanya hidup di darat
selama hidupnya. Pada kelompok ini tidak terdapat stadium larva dalam air. (Anonymous
1, 2013).)
Organ-organ utama pada hewan
vertebrata adalah :
1.
Sistem pencernaan
Menurut
Jasin (1992), alat pencernaan pada katak tediri dari mulut, kerongkongan,
lambung, usus, dan kloaka. Makanan dari mulut masuk ke dalam lambung melalui
kerongkongan. Lambung memanjang dan berbelok ke samping kiri dan berotot. Di
dalam lambung makanan dicerna kemudian masuk ke dalam usus. Di dalam usus
makanan diserap, sisa makanan dikeluarkan melalui kloaka. Sistem pencernaan
makanan pada amfibi, hampir sama dengan ikan, meliputi saluran pencernaan dan
kelenjar pencernaan. salah satu binatang amphibi adalah katak. Makanan katak
berupa hewan-hewan kecil (serangga). Secara berturut-turut saluran pencernaan
pada katak meliputi:
a.
Rongga mulut: terdapat gigi
berbentuk kerucut untuk memegang mangsa dan lidah untuk menangkap mangsa,
b.
Esofagus; berupa saluran pendek,
c.
Ventrikulus (lambung), berbentuk
kantung yang bila terisi makanan menjadi lebar. Lambung katak dapat dibedakan
menjadi 2, yaitu tempat masuknya
esofagus dan lubang keluar menuju usus.
d.
Intestinum (usus): dapat dibedakan
atas usus halus dan usus tebal. Usus halus meliputi: duodenum. jejenum, dan`
ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya.
e.
Usus tebal berakhir pada rektum dan
menuju kloaka, kloaka merupakan
muara bersama antara saluran
pencernaan makanan, saluran reproduksi,
dan urine.
Kelenjar pencernaan pada amfibi, terdiri atas hati dan pankreas. Hati
berwarna merah kecoklatan, terdiri atas
lobus kanan yang terbagi lagi menjadi dua lobulus. Hati berfungsi mengeluarkan
empedu yang disimpan dalam kantung empedu yang berwarna kehijauan. pankreas
berwarna Kekuningan, melekat diantara lambung dan usus dua belas jari
(duadenum). pankreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormon yang bermuara pada
duodenum (Anonymous, 2010).
2.
Sistem pernapasan
Alat
pernapasan pada katak berupa insamg, kulit, dan paru-paru. Pada berudu
pernapasan dilakukan dengan insang luar. Setelah dewasa menggunakan paru-paru
berupa dinding dimana dinding ini terdapat banyak ruang. Paru-paru berhubungan
dengan udara luar melalui 2 bronkus, laring yang mengandung tali-tali volea,
lalu faring dan lorong-lorong nasal. Lubang dari faring ke laring berupa celah
longitudinal disebut glothis. Pernapasan
pada katak melalui kulit tipis yang basah untuk memudahkan difusi gas
(Anonymous, 2010 ).
3.
sistem peredaran darah
Sistem
peredaran darah pada katak adalah peredaran darah tertutup dan ganda. Pada
peredaran darah ganda, darah melalui jantung sebanyak dua kali dalam sekali
peredarannya. Pertama darah dari jantung menuju ke paru-paru dan kembali ke
jantung. Kedua, darah dari seluruh tubuh menuju jantung dan diedarkan kembali
ke seluruh tubuh. Jantung katak terdiri dari tiga ruang yaitu atrium kiri,
kanan, dan ventrikel. Diantara atrium dan ventrikel terdapat klep yang mencegah
agar darah dari ventrikel mengalir kembali ke atrium. Pertukaran O2 dan CO2
terjadi di paru-paru. CO2 dilepaskan dan diikat O2. Tetapi di ventrikel terjadi
perncampuran CO2dan O2 yang terjadi di dalam darah (Kimbal, 199).
4.
Sistem ekskresi
Alat
ekskresi utama pada katak adalah sepasang ginjal yang terdapat di kanan kiri
tulang belakang, berwarna kecoklat-coklatan yang memanjang ke belakang (Tim
pengajar, 2010).
Sistem
ekskresi pada katak disebut suatu sistem gabungan karena masing-masing sistem
masih bergabung pada kloaka sebagai muara bersama baik untuk sistem sekresi
maupun untuk sistem reproduksi. Sistem ekskresi sebagai sistem pembuangan
zat-zat yang tidak berguna yang dilakukan oleh kulit, paru-paru, dan yang
dikeluarkan oleh hati, yaitu berupa empedu (Saktiono, 1989).
5.
Sistem reproduksi
Pembuahan
pada katak dlakukan di luar tubuh. Katak
jantan akan melekat di punggung betinanya dan memeluk erat ketiak si
betina dari belakang. Sambil berenang di air, kaki belakang katak jantan akan
memijat perut katak betina dan memasang pengeluaran telur. Pada saat yang
bersamaan, katak jantan akan melepaskan spermanya ke air, sehingga bisa
membuahi telur-telur yang dikeluarkan di betina (Anonymous, 2010).
1.
Katak (Rana cancarifora)
Katak merupakan hewan
Amphibi yang mana kelompok hewan ini fase daur hidupnya berlangsung di air dan
di darat. Amphibi merupakan kelompok vertebrata yang pertama keluar dari
kehidupan dalam air. Amphibi mempunyai kulit yang selalu basah dan berkelenjar,
berjari 4-5 atau lebih sadikit, tidak bersirip. Mata mempunyai kelopak yang
dapat digerakkan, mata juga mempunyai selaput yang menutupi mata pada saat
berada dalam air (disebut membran miktans).Pada mulut terdapat gigi dan lidah
yang dapat dijulurkan. Pada saat masih kecil (berudu) bernapas dengan insang.
Setelah dewasa bernapas dengan menggunakan paru-paru dan kulit. Suhu tubuh
berubah-ubah sesuai dengan keadaan lingkungan atau poikioterm (Anonymous 1,
2013).
Rana cancarivora (Graven horst /katak sawah)
memiliki kulit berwarna hijau, bercak hitam. Kadang-kadang pada bagian punggungnya
bergaris cokelat muda. Habitat ditemukan di sawah dan saluran irigasi sekitar
sawah (Arie, 1999).
Tubuh hewan terdiri
dari berbagai organ tubuh. Organ-organ yang bekerja sama dalam melakukan fungsi
yang lebih tinggi membentuk organ. Dalam praktikum ini akan dilakukan
pengamatan susunan anatomi tubuh katak sawah (Rana cancarivora). Anatomi katak
dapat memberikan gambaran umum organ-organ utama pada hewan vertebrata
(Pratiwi, 2006).
Katak merupakan salah satu kelas amphibi yang memiliki panjang mulai
dari 3,5 cm sampai dengan 90 cm. Amphibi merupakan vertebrata yang hidup di dua
alam, yaitu di darat dan di air (Pratiwi, 2006).
Katak berasal dari
kawasan tropika
ke subartik, tetapi kebanyakan
spesis katak terdapat di hutan hujan tropika. Katak merupakan
antara kumpulan vertebrata yang paling banyak kepelbagaian,
merangkumi lebih 5,000 spesis yang dikenali. Namun begitu, populasi spesis katak
tertentu kian merosot (Anonymous 1, 2013).
Menurut Anonymous 1
(2013), warna katak bermacam-macam dengan pola yang berlainan. Hal ini
disebabkan karena adanya pigmen dalam dermis, yaitu:
a.
Melanopora, berupa warna pigmen yang
dapat menyebabkan warna hitam.
b.
Lipopora berupa warna pigmen yang menyebabkan
warna merah kuning.
c.
Gaunopora berupa warna pigmen yang
menyebabkan warna biru.
2.
Kodok (Bufo sp.)
Kodok (bahasa Inggris:
frog) dan katak alias bangkong (bahasa Inggris:
toad) adalah hewan amfibia
yang paling dikenal orang di Indonesia.
Anak-anak biasanya menyukai kodok dan katak karena bentuknya yang lucu, kerap
melompat-lompat, tidak pernah menggigit dan tidak membahayakan. Hanya orang
dewasa yang kerap merasa jijik atau takut yang tidak beralasan terhadap kodok
(Anonymous 2, 2013).
Kodok bertubuh pendek,
gempal atau kurus, berpunggung agak bungkuk, berkaki empat dan tak berekor (anura:
a tidak, ura ekor). Kodok umumnya berkulit halus, lembab, dengan
kaki belakang yang panjang. Sebaliknya katak atau bangkong berkulit kasar
berbintil-bintil sampai berbingkul-bingkul, kerapkali kering, dan kaki
belakangnya sering pendek saja, sehingga kebanyakan kurang pandai melompat jauh
(Anonymous 2, 2013).
Kodok hidup menyebar
luas, terutama di daerah tropis
yang berhawa panas. Makin dingin tempatnya, seperti di atas gunung atau di
daerah bermusim empat (temperatur),
jumlah jenis kodok cenderung semakin sedikit. Salah satunya ialah karena kodok
termasuk hewan berdarah dingin, yang membutuhkan panas dari lingkungannya untuk
mempertahankan hidupnya dan menjaga metabolisme tubuhnya (Anonymous 2, 2013).
Kodok memangsa berbagai
jenis serangga yang ditemuinya. Kodok kerap ditemui berkerumun di bawah cahaya
lampu jalan atau taman, menangkapi serangga-serangga
yang tertarik oleh cahaya lampu tersebut (Anonymous 2, 2013).
Pengamatan anatomi
suatu hewan diperlukan pembedahan untuk memudahkan mengamati bentuk. Kedudukan dan
hubungannya dengan organ lain. Yang akan diamati dalam praktikum ini adalah
sistem pencernaan, peredaran darah, pernapasan, ekskresi dan reproduksi.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A.
Alat
Dan Bahan
1.
Alat
a. Papan
seksi (gabus)
b. Alat
seksi satu set
c. Jarum
pentul
d. Loupe
e. Pinset
f. Tobles
g. Kapas
2.
Bahan
a. Katak
sawah (Rana cancarifora)
b. Kodok
(Bufo sp)
c. Ether/chloroform/alkohol
A. Cara Kerja
1.
Pengamatan
Bentuk Luar
1.1.Membius
hewan dengan ether (alkohol), sebagai berikut :
1.1.1. Mengambil
segulung kapas, kemudian diberi ether (alkohol) sampai kapas basah separuhnya.
1.1.2. Memasukkan
kapas basah tersebut bkedalam toples.
1.1.3. Memasukkan
katak dalam toples sampai katak tersebut lemas
atau mati.
1.2.Meletakkan
katak yang sudah mati itu, di atas papan seksi (gabus) pada perutnya dan
mengamati bagian demi bagian.
1.2.1. Bagian
kepala : disini terdapat :
a. Mata
yang mempunyai pelupuk, selaput kejap dan bijimata.
b. Membrane
tympanium,kiri kanan.
c. Celah
mulut yang lebar.
d. Lubang
hidung luar.
1.2.2. Leher,
sangat pendek. Katak tidak bisa menoleh karena tidak ada sendi antara tulang
kepala dan tulang leher.
1.2.3. Bagian
badan. Meraba dengan ujung telunjuk bagian yang keras dan lembut, untuk
mengetahui bagian yang brtulang. Pada bagian badan terdapat dua pasang kaki :
a. Kaki
depan, terdiri atas bagian-bagian:
1. Lengan
atas
2. Lengan
bawah
3. Telapak
4. Jari-jari
tidak berselaput
b. Kaki
belakang, terdiri atas bagian-bagian :
1. Paha
(femur)
2. Betis/tungkai
(tibia fibula)
3. Telapak
yang menyatu (pes)
4. Jari-jari
yang berselaput
c. Pada
pertemuan pangkal paha agak kepunggung terdapat kloaka.
1.3.Mengamati
seluruh permukaan kulit katak dengan loupe dan merabanya dengan ujung jari
(basah, kering, berminyak, berlendir atau bersisik).
1.4.Membuat
gambar dengan pandangan dari punggung dan menunjukkan semua bagian-bagian yang
disebutkan diatas,
2.
Pembedahan Untuk Melihat Alat-Alat Dalam Tubuh
2.1.Melentangkan
hewan coba (katak) di atas papan seksi (gabus).
2.2.Merentangkan
kaki-kakinya dan menusuk telapak kaki dengan jarum pentul untuk menahan agar
tidak goyang atau tidak bergerak.
2.3.Menjepit
kulit pertengahan perut dengan pinset secara melintang. Menggunting lipatan
kulit yang terjepit sehingga terjadi sobekan.
2.4.Memasukkan
ujung yang tumpul kedalam sobekan kulit tersebut, menggunting kulit ke arah
kepala sampai gunting menumbuk pada bagian dada.
2.5.Melanjutkan
pula pengguntingan kulit kearah ekor sampai menumbuk pada pangkal paha.
2.6.Mempelajari
perletakan kulit pada otot/daging. Tidak semua permukaan kulit langsung pada
daging. Hanya pada bagian-bagian tertentu kulit melekat pada otot yang disebut
septum. Dengan demikian terjadi kantong-kantong antara kulit dengan otot yang
disebut saccus (kantong).
2.7.Meletakkan
kembali hewan tersebut pada punggungnya.
2.8.Merentangkan
kaki-kakinya dan menusuknya kembali dengan jarum pentul agar tidak midah
goyang.
2.9.Membuat
torehan pada pertengahan otot perut secara membujur, sampai menembus (hati-hati
jangan sampai melukai isi perut).
2.10.
Memasukkang ujung gunting yang tumpul ke
dalam celah yang terbentuk, dan menggunting otot perut arah kepala sampai pada
tulang dada. Melanjutkan irisan ini ke arah ekor sampai pangkal paha.
2.11.
Masih dengan menggunakan gunting,
membuat irisan kesamping dan menahannya dengan jarum pentul.
2.12.
Menyingkapkan dinding perut kesamping
dan menahan dengan jarum pentul.
2.13.
Dengan terbukanya rongga badan, maka
akan kelihatan alat-alat sebagai berikut:
2.13.1. Jantung
berada dalam pericarium (mungkin masih berdenyut)
2.13.2. Hati,
berwarna merah coklat terdiri atas dua lobus besar.
2.13.3. Lambung,
berwarna keputih-putihan disebelah kiri hati.
2.13.4. Usus,
jelas berkelok-kelok.
2.13.5. Kantong
kencing/kemih, berupa gelembung bening. Kadang-kadang tidak ditemukan karena
pecah atau kosong/kemps.
2.13.6. Pada
preparat betina dewasa jelas nampak ovarium/indung telur yang hampir menutupi
seluruh rongga perut, warna hitam berbintik-bintik putih.
2.13.7. Paru-paru,
nampak terjepit disebelah kanan hati dan disebelah kiri lambung.
2.14.
Membuat gambar sederhana tapi alat-alat
yang ditunjukkan harus jelas.
3.
Sistem
peredaran darah
3.1.
Dengan menggunakan loupe, mengamati jantung pada tempatnya.
3.2.
Membuka pericardium dengan gunting. Mengambil sedikit kapas dan menjepit dengan
ujung pingset dan menyerap cairan yang ada disekitar jantung.
3.3.
Dengan menggunakan loupe mencari dan mengamati bagian-bagian jantung :
3.3.1. Bilik
3.3.2. Seramabi
kiri dan serambi kanan.
3.3.3. Batang
arteri yang keluar dari bilik, melengkung di sebelah atas jantung ke kiri dan
kekana.
4.
Sistem
pernapasan
4.1.Membuka
mulut dan mecari celah paangkal tenggorokan yang berada agak didepan pangkal
kerongkongan.
4.2.Measukkan
ujung pipet pengisap minuman pada pangkal tenggorokan dan meniupnya.
4.3.Alat
yang terdapat dalam rongga badan di sebelah kanan hati.
4.4.Mengamati
bentuk dan susunannya.
5.
Sistem
pencernaan
5.1.Menyingkapkan
jantung ke kanan dan mencari saluran di sebelah bawah saluran pernapasan,
pendek, lunak, inilah kerongkongan.
5.2.Kerongkongan
mengalami pelebaran, berupa kantong disebelah kiri hati, alat ini disebut
lambung.
5.3.Mengikuti
urutan-urutan dari bagian saluran ini, selanjutnya sampai ke kloaka.
Berturut-turut akan ditemukan alat-alat saluran pencernaan sebagai berikut :
5.3.1. Kerongkongan,
sangat pendek.
5.3.2. Lambung.
5.3.3. Usus
dua belas jari, sebelah kanan lambung membelok kekiri.
5.3.4. Usus
halus.
5.3.5. Usus
besar
5.3.6. Poros
yang bernuara ke kloaka.
5.3.7. Kloaka.
Alat-alat pencernaan lain, berupa kelenjar
pencernaan antara lain sebagai berikut :
5.3.8. Hati,
warna merah tua
5.3.9. Kantong
empedu
5.3.10. Pangkreas
5.4.Membuat
gambar skema alat-alat tersebut diatas.
6.
Sistem
urogenitalia
6.1.
Melepaskan alat-alat pencernaan dengan gunting, muemulai pada kerongkogan
sampai poros.
6.2.Jika
preparat betina, mencari dan pelajari bagian-bagian :
6.2.1. Indung
telur (ovum)
6.2.2. Saluran
telur (oviduct)
6.2.3. Ginjal,
panjang, berwarna, coklat kemerah-merahan.
6.2.4. Ureter,
saluran dari ginjal ke kloaka.
6.3.Jika
preparat jantan, mencari dan pelajari bagia-bagian berikut :
6.3.1. Testis,
warna kuning yang dilengkapi dengan badan lemak yang berwarna kuning
berjurai-jurai.
6.3.2. Vasa
efferentia, saluran dari testis masuk ke ginjal.
6.3.3. Vesikula
seminalis, menghasilkan getah untk sperma.
6.3.4. Ureter,
salutan dari ginjal bermuara pada kloaka.
6.3.5. Kantong
kemih/kencing.
6.4.Membandingkan
hasil pengamatan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
1. Pengamatan morfologi Rana cancarivora
Keterangan:
1.
Maxilla 9.
Radius ulna
2.
Nareks
eksterna 10.
metakarpel
3.
Mandibula 11.
Falanges (jari-jari tangan 4)
4.
Valvebra
interior 12.
Femur
5.
Membran
tympanium 13.
Fibua fibula
6.
Jembatan
orbita 14.
Metatarsal
7.
Vakvebra
superior 15.
Falanges (jari-jari kaki 5)
8.
Humerus 16 Tarsal 17.
Karpal
2.
Pengamatan anatomi
SITUS VISCERUM
Keterangan:
1. Enchepalon
(otak) 9.
Lever
2. Pharynx 10.
Duodenum (usus dua belas jari)
3. Esophagus 11.
Intestinum (usus halus)
4. Cor
(jantung) 12.
Intestinum crassum (usus besar)
5. Pulmo 13.
Ren (ginjal)
6. Kantung
empedu 14.
Vesikcula urinaria (kantung kemih)
7. Pankreas 15.
Rectum
8. Ventriculus 16. Kloaka
17. Heper
RIMA
ORIS
Keterangan: Keterngan:
1. Nareks
interna 1.
Testis
2. Gigi
vumerin 2.
Vas defferentra
3. Saluran
eustachius 3.
Ureter
4. Bukaan
saccus vocalis 4.
Vesicular
5. Lidah 5.
Badan lemak
6. Bukaan
esophagus 6.
Inestinum crassum
7. Glottis 7.
Rectum
8. Membran
niktitans 8.
Kloaka
9. Membran
tympanium
10. Valvebra
interior
B.
Pembahasan
Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan pada pengamatan katak sawah (Rana cancarivora) dan kodok (Bufo
sp) dapat dilihat dengan jelas morfologi dan anatominya yaitu sebagai
berikut :
1.
Katak (Rana cancarivora)
Klasifikasi
katak sawah menurut Radiopoetro (1977), adalah sebagai berikut :
Phylum : Chordata
Subphylum
: Vertebrata
Class : Amphibia
Ordo : Anura
Familia
: Ranaidae
Genus : Rana
Species
: Rana cancrivora
Katak
merupakan salah satu anggota dari class Amphibia yang kedudukannya diantara
ikan dan Vertebrata kelas tinggi. Amphibia berasal darikata amphi artinya
rangkap dan bios artinya hidup. Jadi amphibia berarti hewan yang hidup dalam dua fase kehidupan, yaitu dari kehidupan air
menuju kehidupan darat. Kedua fase strukturnya menunjukkan bahwa amphibi
merupakan kelompok chordata yang pertama kali keluar dari kehidupan air
(Radiopoetro,1977).
Rana
cancrivora (Graven horst /katak sawah) memiliki kulit berwarna hijau,
bercak hitam. Kadang-kadang pada bagian punggungnya bergaris cokelat muda.
Habitat ditemukan di sawah dan saluran irigasi sekitar sawah (Arie, 1999).
Kemampuan
beradaptasi tinggi karena merupakan hewan berdarah dingin yang suhu tubuhnya
selalu mengikuti suhu sekelilingnya. Ciri
khas dari kodok adalah adanya gendang telinga sebelah belakang
matanya pada kedua sisi kepalanya. Binatang ini berbadan agak unik yaitu
pendek, bermata besar dengan tungkai belakang panjang (Susanto, 1994).
Rongga
mulut dapat masuk diantara celahinsang ke dalam faring. Epitelium dari rongga
mulut dibangun oleh beberapa lapis sel
epitel yang pipih dan mempunyai fungsi pernafasan. Lubang khoane terdapatdi
bagian depan langit-langit primer.Kaki depan atau lengan katak terdiri dari
lengan atas (brachium),antebrachium, manus, digiti 4 buah yang satu mengecil
(Djuanda, 1982).
Digiti
pada katak jantan menebal pada saat musim
kawin. Tiap kaki belakang mempunyai femur (thigh),crus (shark), atau
kaki bawah, pes(angle) dan manus serta 5 buah digiti yang berselaput
renang (Holmes, 1928).
Kaki
depan atau lengan katak terdiri dari lengan atas (brachium),antebrachium, manus, digiti 4 buah yang satu
mengecil. Digiti pada katak jantanmenebal pada saat musim kawin. Tiap
kaki belakang mempunyai femur (thigh),crus (shark), atau kaki bawah, pes
(angle) dan manus serta 5 buah digiti yang berselaput renang (Holmes,
1928).
Sistem muscularia pada katak terdiri dari banyak otot, yaitu
otot subhioideus, deltoideus
(episternalis, episternum, dan akapularis), otot submaxillaris, otot pektoralis
(bagian epikorakoid, sternal, abdominal), otot rektus abdominis (terdapat linea
alba), otot korakoradialis, otot obliquseksterna (Djuanda, 1982).
MORFOLOGI
Pada pengamatan morfologi katak sawah (Rana cancarifora) dapat dilihat dengan jelas bagian-bagian sebagai
berikut :
1.
Bentuk tubuh
Tubuhnya berbentuk bilateral
simetris yaitu antara bagian kanan dan bagian kiri mempunyai bentuk yang sama
persis.
2.
Warna tubuh
Warna tubuh katak yang telah diamati
berwarna kecoklatan di sekujur tubuh dengan bagian atas tubuh lebih gelap
dibandingkan bagian bawah tubuh. Adanya warna kulit demikian karena adanya
lapisan yang terdapat pada bagian bawah kulit yaitu lapisan melanofora. Lapisan
ini mengandung melanin, jenis pigmen yang menghasilkan warna cokelat gelap atau
hitam sehingga kulit katak ini berwarna kecoklatan. Katak
melindungi diri dengan warna yang sesuai dengan warna sekitarnya. Warna
kecoklatan yang gelap dan terang yang berbeda pada kedua sisi tubuhnya
disebabkan karena mengumpul dan menyebarnya butir-butir pigmen dan
chromatofora. suhu juga dapat mempengaruhi warna tubuh pada katak. Karena jika
Suhu rendah maka akan menghasilkan warna yang gelap sedangkan suhu tinggi dan
keadaan kering atau meningkatnya sinar menghasilkan warna terang. Hal tersebut
tampak jelas pada bagian atas tubuh katak yang berwarna gelap dan pada bagian
bawah tubuh yang berwarna terang.
3.
Kulit
Kulit pada
katak licin dan lunak. Kulit yang lemas sebagai penutup tubuh berfungsi
menutupi tubuh terhadap gangguan yang
bersifat fisis atau pathologis. Kulit tersusun atas epidermis yang
merupakan lapisan kulit paling luar dan dermis yang terbagi atas jaringan lain.
Dalam kulit terdapat butir-butir pigmen (pada epidermis) dan sel pigmen
(chromatofora) pada dermis.
4.
Kepala (caput)
dan Extremitas
Pada bagian kepala terdapat sepasang
organon visus (mata) yang bulat dan menonjol. Di belakang
mata terdapat membrane tympani untuk menerima getaran suara. Selain itu, juga
terdapat mulut yang agak moncong ke depan yang berfungsi sebagai alat
pencernaan. Di dalam mulut terdapat gigi yang terdiri atas gigi maxilla (rahang
atas ) dan mandibula (rahang bawah), Lingua (lidah), berpangkal dicranial mandibula bersifat
bifida (bercabang), ujung caudal bebas dapat dijulurkan keluar untuk menangkap
mangsa.
Extremitas depan yang berupa kaki atau
tangan berukuran pendek, terdiri atas : brachium (lengan atas) yang berupa
humerus, antibracium (lengan bawah) yang berupa radius ulna, carpus
(pergelangan tangan), menus (telapak tangan) yang terdiri atas metacarpus dan
phalangus (jari – jari) pada telapak tangan terdapat palm. Extremitas belakang
yang berupa kaki belakang terdiri atas femur (paha), crus (bagian kaki bawah)
yang terdiri atas betis (tibia fibula), tarsus (pergelangan kaki), pes (telapak
kaki) yang terdiri atas meta tarsus dan phalanges (jari – jari).
5.
Kaki
Katak memiliki 2 pasang kaki yaitu sepasang kaki depan
memiliki 4 jari dan sepasang kaki belakang memiliki 5 jari. Selain itu pula
katak memiliki kaki yang berselaput yang berfungsi untuk berenang. Struktur kaki
katak sangat bervariasi di antara spesies katak sesuai dengan habitat yang ditempatinya yaitu seperti di tanah, dalam
air, di pohon atau di liang
tanah. Katak harus mampu bergerak cepat melalui lingkungan mereka untuk
menangkap predator atau
mangs dan melarikan diri,
serta beradaptasi banyak
membantu mereka melakukannya.
Katak memiliki susunan
tubuh yang terdiri atas kepala, badan dan alat gerak. Kepala katak terdiri atas
beberapa organ yaitu: mulut berukuran lebar dan berada sedikit ke bawah serta
membelah secara horizontal hampir seluruh bagian kepala, mata dilapisi selaput
(membran nictitan) untuk mencegah masuknya air, gendang telinga (membran
tympanium) ada pada setiap sisi kepalanya dan lubang hidung yang sangat kecil.
Badan yang terdiri dari perut dan punggung memiliki panjang tingkali panjang
kepala. Perut berwarna putih kekuningan dengan kulit yang halius dan elastis.
Punggung berwarna hijau dengan kulit agak kasar dan tulang punggungnya menonjol
(Anonymous, 2010).
Katak
memiliki dua alat penggerak yaitu sepasang kaki depan dengan jari-jari sebanyak
empat, dan jari belakang sebanyak lima, semuanya mempunyai selaput renang yang
elastis. Kaki katak bias mencapai 15 – 17,5 cm, sedangkan beratnya bisa
mencapai 1 kg (Anonymous, 2010).
2.
Kodok (Bufo sp)
Klasifikasi kodok menurut Radiopoetro
(1977), adalah sebagai berikut :
Kerajaan : Animalia
Filum :
Chordata
Kelas :
Amphibia
Ordo :
Anura
Famili :
Bufonidae
Genus :
Bufo
Spesies : Bufo Sp
MORFOLOGI
Pada pengamatan morfologi Bufo sp. diperoleh hasil bahwa tubuhnya terdiri dari beberapa
bagian yaitu kepala (caput) , cervix, badan (truncus), extrimitas, dan kulit (
integumentum).
Kepala (caput) berbentuk seperti segitiga yang terdiri atas
rima oris (celah mulut) yang terletak pada ujung rostrum (moncong) berfungsi
untuk menangkap mangsa dengan bantuan lidah yang berlendir, cavum oris (rongga
mulut), nares anteriores yang merupakan lubang hidung kecil pada dorsal rima
oris, mata (organon visus) Mata menonjol dan dilindungi oleh dua kelopak mata
yang tidak dapat bergerak, bagian atas disebut kelopak mata atas (valvebra
superior), bagian bawah disebut kelopak mata bawah (valvebra inferior)
serta kelopak mata ketiga berupa selaput bening yang dapat digerakkan dari
bawah keatas disebut membrane nictitans yang berfungsi untuk melindungi mata
dari gesekan air, dan membrana tympani di belakang organon visus Merupakan
gendang pendengaran yang berfungsi untuk menerima getaran suara, terletak
caudal dari mata dan pada bagian permukaan. Pada telinga tidak terdapat daun
telinga (pinna auricularis).
Di dalam cavum oris terdapat organ-organ lain yang berupa
maxilla (rahang atas), mandibula (rahang bawah), lingua (lidah) yang berpangkal
di mandibula, berwarna merah muda dan bercabang serta ostium tubae auditivae
yang terletak di dekat sudut mulut dan terdapat 2 buah.
Cervix pada amphibi tidak tampak nyata karena bersatu dengan
truncus yang terletak di sebelah caudal caput. Pada truncus terdapat 2 pasang
extrimitas yaitu extrimitas anterior yang terdiri dari brachium (lengan atas),
antebrachium (lengan bawah), manus (tangan secara keseluruhan), dan digiti
(jari-jari) sebanyak 4 buah serta extrmiitas posterior yang terdiri dari femur
(paha), crus (tungkai bawah), pes sive pedes (kaki secara keseluruhan).
Bagian integumentum pada amphibi terdiri dari 2 bagian yaitu
epidemis dan dermis (corium). Epidermis Bufo sp. berwarna cokelat dan memiliki
benjolan-benjolan kecil berwarna hitam sehingga kulitnya menjadi kasar. Kulit
kodok selalu basah karena adanya sekresi kulit yang banyak sekali.
3.
Anatomi
katak (Rana
cancarifora) dan kodok (Bufo sp)
Organ-organ yang berada di dalam tubuh amfibia akan tampak
setelah dilakukan proses pembedahan seperti pada langkah kerja. Berdasarkan
pengamatan yang telah dilakukan, organ dalam dari katak (Rana cancarivora) dan kodok (Bufo
sp) ini terdiri atas paru-paru (pulmo), pankreas, usus halus (intestinum
tenue), usus besar (intestinum crasum), kloaka, ventriculus, empedu (vesica
fellea), hati (hepar), spleen, ginjal (ren), dan jantung (cor). Paru-paru
(Pulmo) terletak di dekat hepar, berwarna putih, mengembung dan didalamnya
terdapat gelembung-gelembung kecil. Di sebelah pulmo terdapat jantung (cor),
berwarna merah kecoklatan yang terdiri dari 2 atrium dan 1 ventrikel. Tepat
dibawah cor terdapat spleen yang warnanya hampir sama dengan cor yaitu merah
kecoklatan. Spleen menyatu dengan hepar yang berwarna merah cokelat, terdiri
dari 2 lobus yaitu lobus dexter dan lobus sinister yang ukurannya lebih besar
dari pada lobus dexter karena memiliki 2 lobuli. Hati (hepar) terletak di
ventro caudal. Diantara lobus hepar, terdapat empedu (vesica fellea) yang
berwarna hijau kehitaman. Di bawah hepar ditemukan ventriculus yang berwarna
merah muda dan berhubungan dengan intestinum crasum serta intestinum tenue yang
keduanya berwarna abu-abu terletak di lateral ventral. Diantara ventriculus dan
intestinum melekat pankreas yang berwarna kuning dan berukuran kecil. Selain
itu, diperoleh ginjal (ren) yang melekat pada columna vertebralis berjumlah 2
pasang dan berwarna merah cokelat. Ren ini juga terhubung pada kloaka yang
berada di daerah caudal.
1.
Cavum
oris (rongga mulut) yang
lebar, terdiri dari:
a.
Nares
interna (lubang hidung dalam), terhubung dengan nares externa disebelah luar.
b.
Dens
vomerin (gigi vomerin), terdapat pada bagian maxilla.
c.
Pallatum (langit-langit)
d.
Lingua (lidah) yang dapat memanjang dan
ujungnya berbelah.
e.
Saluran Eustachius, terdapat di bagian lateral
dekat pangkal rongga mulut dan terhubung dengan membran tympani.
f.
Glottis (celah antara mulut dan tenggorokan)
2.
Sistem
sirkulasi, terdiri dari:
a.
Cor (jantung), berada dalam selaput perikardia,
beruang tiga yang terdiri atas atrium dextra (serambi kanan), atrium sinistra
(serambi kiri), dan ventrikel (bilik).
b.
Pembuluh darah berupa arteri, vena, dan
kapiler.
c.
Sinus venosus, bagian jantung yang menampung
darah.
3.
Sistem
respirasi, terdiri dari:
a.
Cavum oris (rongga mulut) yang dapat membesar
ketika udara masuk.
b.
Trakea (tenggorokan), saluran bercincin yang
bercabang pada paru-paru.
c.
Pulmo (paru-paru), jumlahnya sepasang, berupa
kantung elastis seperti busa, dan berada dibelakang hati dan jantung.
4.
Sistem
pencernaan, terdiri dari:
a.
Esofagus (kerongkongan), saluran silindris
pendek dekat trakea menuju ventriculus.
b.
Ventriculus (lambung), berada di sisi kiri
rongga tubuh, berupa saluran panjang yang melebar.
c.
Duodenum (usus 12 jari), saluran lanjutan dari
ventriculus disebelah kanan dan berliku, dan merupakan muara dari sekret
kelenjar pencernaan.
d.
Intestinum tenue (usus halus), saluran panjang
dan halus yang berkelok-kelok.
e.
Intestinum crassum (usus besar), saluran yang
besar dan kasar, berisi sisa pencernaan.
f.
Rectum (rektum), lanjutan dari usus besar,
tempat sisa pencernaan sebelum dikeluarkan.
g.
Glandula digestoria (kelenjar pencernaan),
terdiri atas hepar (hati) tiga lobus, berwarna merah coklat; vesica fellea
(kantung empedu) pada lobus kanan hati; dan pankreas yang berada dekat
duodenum, berwarna kekuningan.
h.
Kloaka, lubang tempat bermuaranya sisa
pencernaan dan sistem urogenital.
5.
Sistem
urogenital, terdiri dari:
a.
Sistem ekskresi, terdiri atas sepasang ren
(ginjal) yang terletak di bagian dasar rongga tubuh, panjang dan berwarna merah
kecoklatan, dipermukaannya terdapat glandula adrenal; ureter berupa saluran
dari ren menuju vesica urinaria; dan vesica urinaria (kantung kemih) berupa
tempat menampung urin sementara.
b.
Sistem genitalia, berdasarkan preparat yang
berkelamin betina terdiri atas sepasang ovarium (indung telur) dengan ovum
warna hitam berbintik putih dalam jumlah banyak menutupi hampir seluruh permukaan
abdomen; sepasang oviduk (saluran telur) yang berkelok-kelok dan berwarna
putih; uterus (rahim) sebagai tempat penyimpanan telur sebelum dikeluarkan.
Menurut
Anonymous (2010), anatomi dari katak
atau kodok terdiri atas:
1)
Jantung, berada dalam pericardium yang
terdiri atas tiga lobus yaitu dua anterium dan satu ventrikal.
2)
Hati berwarna merah kecoklatan terdiri
dari dua lobus besar.
3)
Lambung berwarna keputih-putihan berada
disebelah kiri hati.
4)
Paru-paru, terletak diantara hati
sebelah kanan dan sebelah kiri lambung.
5)
Usus dua belas jari, terletak disebelah
kanan lambung membelok ke kiri.
6)
Usus besar yang sangat jelas lekukannya.
7)
Kantung kemih, mempunyai gelembung
bening yang sangat mudah pecah.
4.
Fisiologi
katak (Rana cancarivora) dan kodok (Bufo sp.)
a.
Sistem
dan kelenjar pencernaan
Menurut Anonymous (2010), sistem dan kelenjar pencernaan pada
katak terdiri atas:
a)
Hati terdiri atas tiga lobus, berwarna
merah tua. Hati berfungsi menghasilkan empedu yang berperan dalam prooses
pencernaan.
b)
Lambung terdiri atas tiga bagian, yaitu
kardiak yang terdapat di bagian atas yang berdekatan dengan hati, fundus yang
terdapat di bagian tengah, dan filorus yang terdapat di bagian bawah yang dekat
dengan hati.
c)
Pankreas. Kelenjar berwarna keputihan
berbentuk lapisan lonjong terletak dalam simpul yang terbentuk dari duodenum
dan permukaan bawah lambung. Pankreas berfungsi menghasilkan getah pankreas
yang kemudian dialirkan ke duodenum.
d)
Usus halus merupakan saluran pencernaan
yang paling panjang. Usus halus terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum.
e)
Usus besar dilapisi dengan mukosa tanpa
lapisan kecuali pada bagian rectum. Usus besar berfungsi pada proses reabsorbsi
air dan membentuk lendir.
f)
Rektum merupakan bagian paling akhir
dari usus besar yang beermuara di kloaka yang berfungsi sebagai lubang
pelepasan.
Pencernaan sempurna,
bercabang, juga berkloaka, mulut brlidah, bergigi, serta gigi vomer pada
langit-langit.
Rongga mulut
merupakan tempat ,masuknya makanan pertama kali. Pharynx merupakan organ yang
pendek dan sempit dari lanjutan rongga mulut. Esophagus berukuran pendek dan
menghasilkan sekresi alkali dan mendorong makanan masuk ke ventriculus sampai
kontraksi otot ventriculus meremas makan hingga hancur. Intestinum merupakan
organ yang berliku-liku dengan bagian anterior setelah pylorus adalah duodenum.
Testinum dapat menghasilkan sekretnya sendiri. Usus besar atau intestinum
crassum merupakan lanjutan dari intestinum dan tempat sisa metabolisme lalu
berakhir pada rectum untuk dikeluarkan melalui kloaka (Anonymous, 2010).
b.
Sistem
sirkulasi
Alat
peredaan darah katak terdiri atas jantung. Jantung katak terletak di dalam
rongga dada. Jantung katak terdiri atas 3 ruang, yaitu 2 serambi (atrium kiri
dan kanan) dan 1 bilik (ventrikel). Dengan demikian, bilik jantung katak tidak
memiliki sekat. Terdapat dua aorta yaitu aorta kiri dan kanan. Peredaran darah
katak tertutup karena beredar dalam pembuluh darah, dan ganda karena dalam satu
kali beredar darah melewati jantung dua kali (Anonymous, 2010).
Darah
yang mengandung CO2 dari seluruh tubh masuk ke jantung melalui Vena
cava (pembuluh balik tubuh). Darah ini mula-mula berkumpul di sinus venosus,
dan kemudian karena adanya kontraksi maka darah akan masuk serambi kanan. Pada
saat itu darah yang mengandung O2, yang bersal dari paru-paru masuk
ke serambi kiri. Bila kedua serambi berkontraksi maka darah akan terdorong ke
dalam bilik. Dalm bilik terjadi sedikit pencampuran darah yang kaya O2
dan yang miskin O2. Untuk selanjutnya, darah yang kaya O2dalam
bilik dipompa melalui trunkus arteriosus menuju arteri hingga akhirnya sampai
di arteri yang sangat kecil (kapiler) di seluruh jaringan tubuh (Anonymous,
2010).
Dari
seluruh jaringan tubuh, darah akan kembali ke jantung melewati pembuluh balik
yang kecil (venula) dan kemudian ke vena dan akhirnya ke jantung, sementara itu
darah yang miskin dipompa keluar melewati arteri konus tubular, pada katak
dikenal adanya sistem porta, yaitu sistem yang dibentuk oleh pembuluh balik
vena saja. Jantung mempunyai dua aurikel dan satu ventrikel. Darah dari sinus
venosus masuk ke dalam aurikel kanan. Darah meninggalkan ventrikel melalui truncus
anteriosus yang bercabang dua disebelah anterior jantung, lalu terbagi pada
pada setiap sisi tubuh menjadi tiga pokokk, yaitu: arteri karotis, arteri
sistemik, dan arteri pulmo-kutaneus (berurutan dari anterior ke posterior).
Tiap arteri karotis interna dan karotis eksterna yang menuju ke dalam kepala.
Arteri sistemik (dua buah) bersatu menjadi aorta dorsal. Aorta dorsal itu
bercabang-cabang menjadi seliako-mesenterik (lambung, hati, intestinum),
segmental (otot-otot), renal (mesonefros), genital (gonad), dan iliakal
(Anonymous, 2010).
Menurut
Anonymous (2010), sistem peredaran darah pada katak adalah sebagai berikut:
1)
Jantung (cor) tersiri atas dua atrium
dan satu ventikel, atrium sinistra, menerima darah dari vena pulmonalis, atrium
dekstra dari dari sinus venosus, ventrikal berdinding tebal, adanya trabeculae
(penonjolan) dari otot jantung.
2)
Conus arterious, mempunyai letak yang
miring kearah kiri, berwarna pitih serta menerima darah dari cor.
3)
Truncus arterious, merupakan kelanjutan
dari conus arterious bagian distalnya bercabang dua, kea rah kiri dan kanan.
4)
Sunus venosus, salah satu bagian dari
jantung yang menampung darah.
c. Sistem pernapasan
(respirasi)
Alat
pernapasan berupa paru-paru, kulit, dan insang, pertukarang gas terjadi pada
kulit. Larva bernapas dengan insang.
a)
Hidung dan rongga hidung, merupakan
tempat pertama yang dilalui oleh udara. Rongga hidung dilengkapi dengan rambut,
dan selaput lendir yang berguna menyaring udara, menghangatkan, dan
melembabkannya sebelum masuk ke paru-paru.
b)
Faring adalah pangkal kerongkongan yang
berbatasan langsung dengan laring yang dilengkapi katup pangkal tenggorokan.
c)
Trakea, terdapat pada leher bagian
depan, di belakangnya terdapat kerongkongan. Trakea berbentuk pita yang
dibentuk oleh cincin-cincin rawan yang permukaan dalamnya dilapisi selaput
lendir yang sel-selnya berambut getar yang berfungsi menolak debu dan
benda-benda asing lainnya dari luar dengan cara batuk atau bersin tiba-tiba.
d)
Bronkus adalah percabangan dari batang
tenggorokan ke kiri dan ke kanan masing-masing menuju ke paru-paru.
e)
Bronkiolus merupakan percabangan dari
bronkus yang berada dalam paru-paru.
f)
Alveolus
mengandung kapiler darah. Disinilah oksigen berdifusi ke dalam kapiler darah
dan diikat oleh hemoglobin yang terdapat dalam sel darah merah.
Pulmo merupakan
sepasang kantung yang elastis. Permukaan bagian dalam mengandung banyak lipatan
untuk memperluas bidamg respirasi. Pulmo langsung berhubungan dengan larring.
Dimana laring berhubungan langsung dengan rongga mulut melalui celah auditus
laringys atau glottis (Anonymous, 2010).
Kulit sering
digunakan untuk membantu proses respirasi melalui pembulu vena cutanea magna
yang tersebar dibagian dalam kulit untuk mempermudah difusi oksigen dan karbon
dioksida melalui darah (Anonymous, 2010).
Ketika
inspirasi, udara melalui nares kedalam cavum oris lalu diteruskan ke pulmo
karena adanya kontraksi otot submandibularis dan geniohyordeus. Ketika
ekspirasi, udara dari pulmo keluar ke cavum oris oleh desakan dari dinding
badan dan elastisitas pulmo ketika respirasi. Udara masuk melalui nares lalu
cavum oris menutup dan membesar oleh otot submandibulatis relaksi strerophydeus
kontraksi (Anonymous, 2010).
Menurut
Anonymous (2010), sistem respirasi pada katak, terdiri dari beberapa fase
yaitu:
a)
Aspirasi: cavum oris menutup, otot
submandibularis mengalami relaksasi, sementara otot stempyoideus berkontraksi
segingga cavum oris membesar, dan memungkinkan udara masuk melalui nares
eksterna atau nares anterior.
b)
Inspirasi: nares tertutup oleh kutub,
diikuti dengan kontraksi otot submandibularis dan geniohyoideus akibatnya cavum
oris mengecil udara masuk kelaringnya melalui glottis (aditus laryngis)
kemudian pulmo mengembang.
c)
Ekspirasi: otot submandibularis
mengalami relaksasi sedangkan otot sternohyodeus dan otot-otot perut mengalami
kontraksi akibatnya udara di dalam pulmo keluar, atau glottis menutup, neres
terbuka, sementara otot submandibularis dan otot geniohyoideus berkontraksi
akibatnya cavum oris menyempit, udara dihembuskan ke luar pulmo.
d.
Sistem
urogenitalia (reproduksi)
Menurut
Anonymous (2010), sistem reproduksi pada katak terdiri atas:
a)
Testis, sepasang bulat telur,
berwarna putih kekuningan. Terletak di atas ginjal dan berisi cadangan makanan yang
digunakan pada musim kawin. Jaringan ini menghasilkan spermatozoid yang
dilindungi oleh selaput nesopehium. Spermatozoa dikeluarkan melalui vena
efferensia melalui bagian lateral dan ren.
b)
Vena efferensia. Berupa saluran
halus dari testis serta melalui nesorchium. Selanjutnya sperma dikeluarkan
melalui ren dan bermuara di ductus urospemachitus.
c)
Ductus spermachitus, sepasang
terletak pada bagian lateral dan ren bermuara di kloaka. Saluran ini
menyalurkan spermatozoa dan urine ke kloaka.
d)
Vesicula seminalis, merupakan
bagian caudal dari ductus urospermachitus serta tempat penyimpanan terakhir
dari spermatozoa.
Pada
jantan atau atau genitalis maskulinus terdiri dari sepasang testis berbentuk
oval dan berwarna putih kekunungan. Spermatozoa dihasilkan oleh jaringan testis
yang dilindungi oleh selaput mesorchim. Spermatozoa di keluarkan dari tubuh
melalui ductus urospermatis. Selain itu terdapat badan-badan lemak atau corpus
adiposum berwarna kekuningan dan berisi cadangan makanan yang digunakan pada
musim kawi (Anonymous, 2010).
Fertilisasi
berlangsung secara eksternal, ketika telur dilepaskan maka jantan akan menyemprot
spermanya untuk membuahi. Kelamin terpisah, fertilisasi eksternal, telur
terbungkus glatin lalu diletakkan di air menetes manjadi larva atau berudu yang
kemudian mengalami metamorphosis katak dewasa (Anonymous, 2010).
Sistem
reproduksi pada amphibi, pembuahannya terjadi secara eksternal, artinya
penyatuan gamet jantan dan gamet betina terjadi di luar tubuh. Pada pembuahan
eksternal biasanya dibentuk ovum dalam jumlah besar, karena kemungkinan
terjadinya fertilisasi lebih keciil dari pada pembuahan secara internal.
Katak jantan akan melekat di punggung betinanya dan memeluk erat ketiak si
betinanya dari belakang. Sambil berenang di air, kaki belakang katak jantan
akan memijat perut katak betina dan merangsang pengeluaran telur. Pada saat
bersamaan katak jantan akan melepaskan spermanya ke air, sehingga bisa membuahi
telur-telur yang dikeluarkan si betina. Telur tersebut berkembang menjadi larva
dan mencari nutrisi yang dibutuhkan dari lingkungannya, kemudian berkembang
menjadi dewasa dengan bentuk tubuh yang memungkinkannya hidup di darat, sebuah
proses yang dikenal metamorphosis (Anonymous, 2010).
5.
Perbedaaan
Antara Katak Sawah (Rana cancrivora)
dan Bufo sp
a) Pada
kodok (Bufo sp) struktur kulitnya
kasar, kering, memiliki jembatan orbital, memiliki tonjolan, kakinya pendek, tidak
memiliki selaput mata.
b) Pada
katak (Rana cancrivora) memiliki
kulit yang lembab, permukaan kulitnya halus, tidak memiliki tonjolan, tidak
memiliki jembatan orbital, memiliki selaput mata, memiliki membran timpani, dan
kakinya panjang.
BAB
V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang
kami lakukan dapat diambil kesimpulan bahwa morfologi katak (Rana cancarovora) dan kodok (Bufo sp) berbeda, sedangkan pada
anatominya sama.
Perbedaan morfologi antara katak (Rana cancarivora) dan kodok (Bufo sp) yaitu katak bertubuh langsing
sedangkan kodok bertubuh gemuk. Kulit katak halus dan berlendir sedangkan kodok
Kulitnya kasar dan kering. Katak dapat melompat lebih jauh atau lebih tinggi
daripada kodok karena kaki belakangnya lebih panjang daripada
kodok. Tempat tinggalnya basah karena tubuh katak harus selalu
basah sedangkan kodok tidak dapat melompat jauh atau lebih tinggi
dari katak karena kaki belakangnya lebih pendek daripada
katak.Tempat tinggalnya lebih kering daripada tempat tinggal katak.
Pada
kodok (Bufo sp) struktur kulitnya
kasar, kering, memiliki jembatan orbital, memiliki tonjolan, kakinya pendek,
tidak memiliki selaput mata.
Pada
katak (Rana cancrivora) memiliki
kulit yang lembab, permukaan kulitnya halus, tidak memiliki tonjolan, tidak
memiliki jembatan orbital, memiliki selaput mata, memiliki membran timpani, dan
kakinya panjang.
Sedangkan pada anatominya sama yaitu
mempunyai : kerongkongan (esofagus), paru-paru (pulmo), hati (hepar), jantung
(cor), empedu, rektum, lambung (gaster), saluran urogenitalia, usus halus
(intestinum tenue), usus besar (intestinum carsum), ginjal (ren).
B.
Saran
1.
Untuk laboratorium
Sebaiknya
di laboratorium, alat-alat dan bahannya harus lengkap agar praktikum berjalan
dengan lancar. Selain itu, kebersihan laboratorium harus dijaga.
2.
Untuk asisten
Sebaiknya
asisten mendampingi kelompoknya dan praktikan yang kurang memahami percobaan
yang dipraktikumkan dan saya sarankan kepada kakak asisten agar jangan lagi ada
yang terlambat.
3.
Untuk praktikum
Pada
praktikum ini, diperlukan ketelitian mata dalam melihat hasil pengamatan dan kelincahan kita dalam
mengoperasikan alat, selain itu perlu adanya perhatian dalam masalah kebersihan
laboratorium maupun sarana dan prasarananya, serta saya sarankan kepada
teman-teman mahasiswa agar dapat mempelajari lebih dalam mengenai anatomi dan
morfologi pada katak dan kodok.
Sebaiknya
untuk praktikum pengenalan hewan vertebrata berdasarkan karakter morfologi dan
anatmi, praktikan diharapkan membawa alat tulis yang lengkap agar memperlancar
praktikum serta tidak saling meminjam satu sama lain dan waktu untuk menggambar
ditambahkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim,
2013. Sistem Reproduksi Katak.
(online), (www.google.com, Diakses pada tanggal 28 Juli 2013).
Dunia.wordpres.com,
Diakses pada tanggal 31 Juli 2013).
Anonim 2, 2013. Amfibi.
(Online), (Http://Id.wikipedia.org/wiki/kodok
dan katak.com,
Diakses pada tanggal 31 Juli 2013).
Arie, Usri. 1999. Pembibitan dan Perbesaran Bullfrog.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Djuanda, T. 1982. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata I.
Amico,Bandung.
D.A Pratiwi, dkk. 2006. Biologi SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Holmes, S.J.
1928. The Biology of The Frog. The
Mac Millan, New York.
Jasin, Maskoeri, 1994. Zoology
Vertebrata. Surabaya. Sinar Wijaya.
Radiopoetro, 1977. Zoologi. Erlangga, Jakarta.
Sainab, 2011. Penuntun Praktikkum Biologi Umum.
Majene: Jurusan Biologi FKIP Unsulbar.
Saktiono,
1989. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Susanto, Heru. 1994. Budidaya Kodok Unggul. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Tim Pengajar. 2010. Penuntun
Praktikum Biologi Dasar. Makassar: Jurusan Biologi
FMIPA
UNM.
LAMPIRAN
A.
LAPRAN
SEMENTARA
B.
FOTO-FOTO
PRAKTIKUM
Maaf kak itu pada tinjauan pustaka, "amphibi hidup di dua alam yakni di air dan di laut"? Maksudnya
BalasHapusthanks
BalasHapusThe Best Casinos in Las Vegas
BalasHapusPlay 파주 출장안마 at the 익산 출장안마 best gambling casinos in Las Vegas! · The 양산 출장안마 Biggest Casino in Vegas · The Best Casino in Vegas · The Golden Nugget 부산광역 출장안마 · One of 대전광역 출장마사지 Las Vegas'
The Best Slots | Casino Roll
BalasHapusThe best slots at Casino Roll. If you apr casino love table goyangfc games, to casino-roll.com play blackjack, 출장안마 you herzamanindir.com/ have to bet twice for the dealer to win. The dealer must